Sejumlah toko dan pusat pembelanjaan tutup saat hari pertama lockdown nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (1/6/2021). Malaysia meluncurkan paket US$9,7miliar untuk membantu orang dan perusahaan saat lockdown nasional selama dua minggu yang dimulai hari ini. Bloomberg/Samsul Said
Health

Malaysia Tak Lagi Gunakan Angka Kasus Covid-19 untuk Putuskan Pelonggaran Lockdown

Nindya Aldila
Kamis, 5 Agustus 2021 - 18:23
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Malaysia tidak akan lagi menggunakan patokan jumlah kasus Covid-19 sebagai dasar keputusan pelonggaran pembatasan aktivitas.

Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (5/8/2021), hal tersebut diumumkan oleh Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Abdul Aziz saat mengumumkan rencana pemulihan nasional melalui video di Facebook-nya.

Alih-alih jumlah kasus, Pemerintah Malaysia akan menggunakan tingkat pasien yang dirawat di rumah sakit sebagai salah satu dari tiga indikator untuk menurunkan level pembatasan sosial.

Adapun dua indikator lainnya, yakni tingkat vaksinasi dan keterisian ICU tetap digunakan.

“Ketika 40 persen orang dewasa sudah divaksin, jumlah kasus baru menjadi kurang relevan karena kebanyakan kasus memperlihatkan gejala ringan atau tidak begejala, sekaligus mengurangi beban infrastruktur kesehatan," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Malaysia, dari jumlah kasus Covid-19 baru pada Rabu sebanyak 19,819, sejumlah 98,1 persen kasus terdiri dari kasus yang bergejala ringan sampai tidak bergejala. Namun, masih ada kemungkinan kondisinya menurun, kata Dirjen Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah.

Dia menjelaskan tingkat perawatan di rumah sakit harus mencapai 3 kasus per 100.000 populasi untuk melonggarkan pembatasan aktivitas warga.

Adapun pelonggaran ke fase 3 memperbolehkan kembalinya dibuka sektor ekonomi, kecuali yang berada di daftar negatif.

Beberapa negara bagian yang telah mencapai level 2 seperti Penang, Kelantan, Terengganu, Pahang dan Perak sudah mulai membuka kembali sektor ekonominya.

Sementara untuk mencapai level 1, tingkat perawatan di rumah sakit harus mencapai 1,3 kasus per 100.000 populasi. Negara bagian yang telah berhasil mencapai angka tersebut diperbolehkan membuka sektor sosial dan ekonominya dengan syarat normal baru.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin meyakini sejumlah negara bagian akan mencapai level tersebut paling cepat pada Oktober.

Dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, Malaysia mencatatkan tingkat vaksinasi lengkap yang paling tinggi kedua, yakni 31 persen dari populasi orang dewasa. Adapun tingkat vaksinasi di Singapura mencapai 63 persen dan Indonesia sekitar 8,2 persen.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro