Bisnis.com, JAKARTA – Mengutip sebuah survei, hampir tidak ada orang yang memperoleh ide-ide terbaiknya di tempat kerja. Pertanyaannya, apa yang salah dengan tempat kerja?
Mungkin tidak ada yang aneh atau salah. Lalu? Coba bandingkan ketika Anda berjalan-jalan di alam terbuka yang masih asri sambil menghirup udara pegunungan, beristirahat di ranjang atau berlama-lama mandi di pancuran dengan air hangat, yang kesemuanya tidak terjadi di tempat kerja.
Kesendirian dan relaksasi. Kebanyakan orang mendapatkan ide-ide terobosannya ketika sedang santai dan sendiri (Gelb, 2001).
Dua kata kunci tersebut memang menjadi salah satu jurus yang direkomendasikan Michael J. Gelb, salah satu inovator kelas dunia dalam bidang pemikiran kreatif, pembelajaran yang dipercepat, dan pengembangan kepemimpinan.
Dia juga mendalami kiat ‘meluangkan waktu untuk menyendiri dan relaksasi’, seperti yang saya sebut dimuka. Ternyata jurus maut ini dikembangkan berdasarkan salah satu dari tujuh prinsip cara berpikir Sang Maestro awal abad Renaisans: Leonardo da Vinci.
Prinsip itu adalah Sfumato. Itu merupakan makna untuk menggambarkan beberapa fenomena seperti ‘hilang tak berbekas’, ‘berubah menjadi kabut’, ‘menjadi tak pasti’, ‘kesediaan merangkul ambiguitas, paradoks, dan ketidakpastian’.
Para kritikus seni menggunakan istilah tersebut untuk mengenali ciri samar-samar dan misterius yang merupakan salah satu kekuatan terpendam dari lukisan-lukisan Leonardo.
Efek ini, yang diperoleh dari penggunaan dengan cermat lapisan-lapisan cat yang amat tipis, merupakan metafora menakjubkan dari tokoh besar tersebut. Semangat dan keteguhan Leonardo yang tiada henti untuk memanfaatkan panca inderanya secara maksimal untuk memperkaya pengalaman telah mendorongnya ke banyak penemuan dan pemahaman yang hebat.
Di sisi lain, upaya itu juga membawanya menuju wilayah yang tak terbatas, hal yang tidak diketahui, dan hal yang tak dapat diketahui.
“Kemampuannya yang fenomenal untuk menganut keseimbangan akan hal-hal yang bertentangan, untuk merangkul ketidakpastian, ambiguitas, dan paradoks, merupakan ciri sangat penting kegeniusannya,” ujar Gelb.
Meski Leonardo gemar bertukar pikiran dengan orang-orang lain, dia mengetahui bahwa pemahaman-pemahannya yang paling kreatif muncul manakala sedang sendirian.
So, kenapa tidak dicoba? Anda benar-benar menjadi diri sendiri yang utuh. Namun apabila ditemani oleh satu orang saja, Anda menjadi separuh diri Anda. Karena itu, Sfumato perlu dipupuk dengan meluangkan waktu untuk menyendiri.
Sisihkanlah sedikit waktu, sekurang-kurangnya satu atau dua kali dalam sepekan untuk pergi berjalan-jalan. Banyak di antara kita menghabiskan hari kerja yang kadang penuh tekanan dengan cara memusatkan perhatian dan dengan menggunakan ‘otak kiri’.
Begitu dalamnya kita terlibat dengan banyak urusan kantor, sehingga mulai kehilangan perspektif. Padahal kita dapat meningkatkan kenikmatan dan efektivitas ketika belajar atau bekerja dengan mengambil rehat kurang lebih setiap jam.
Ingat, riset psikologi modern makin menunjukkan bahwa manusia bukan mesin, bukan robot.
Jadi, apabila Anda belajar atau bekerja selama satu jam dan kemudian beristirahat penuh selama 10 menit, ingatan terhadap materi yang baru saja dikerjakan akan lebih tinggi pada akhir fase istirahat 10 menit tersebut daripada pada akhir satu jamnya.
Inilah yang disebut para pakar psikologi sebagai ‘efek mengingat’ atau reminiscence effect.
Rasanya tak ada yang membantah bahwa Leonardo adalah seorang yang jenius.
Akan tetapi Sfumato sangat bisa diterapkan oleh semua orang, terutama mereka yang melihat bahwa kesegaran jiwa dan pikiran adalah hal penting dalam hidup sekalipun berada di dunia profesional dengan ritme kompetisi yang ketat dan tanpa ampun.
Kata anak sekarang, jangan sampai kurang piknik!