Tidur miring
Health

Tidur Miring Bisa Cegah Risiko Demensia Lho

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 10 Februari 2022 - 09:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Demensia diprediksi mempengaruhi 152 juta orang pada tahun 2050.

Seorang ahli mengungkapkan posisi tidur "paling menguntungkan" yang dapat menurunkan risiko Anda terkena demensia.

Demensia bukan hanya tentang kehilangan ingatan; itu dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan Anda. Ada berbagai jenis sindrom ini, termasuk penyakit Alzheimer dan demensia vaskular. Dan tip tidur para ahli dapat membantu menurunkan risiko penyakit Alzheimer pada khususnya.

Beberapa faktor risiko demensia, seperti usia dan gen Anda, tidak dapat diubah. Namun, yang lain, termasuk pilihan gaya hidup dapat dengan mudah diubah.

Dari diet hingga olahraga, aspek-aspek tertentu dari gaya hidup sehat sudah dikenal luas dalam hal mengurangi risiko demensia Anda.

Pakar tidur Narwan Amini dari Everynight telah berbagi manfaat kesehatan yang berhubungan dengan posisi tidur tertentu.

Selain cukup istirahat dan memastikan Anda tidak melukai punggung Anda, cara Anda tidur juga dapat membantu kesehatan saraf.

“Tidur miring telah ditemukan sebagai posisi paling menguntungkan bagi otak Anda. Dengan posisi membantu otak Anda untuk membersihkan limbah interstisial lebih cepat daripada posisi lain. Ini mengarah pada banyak manfaat termasuk berpotensi mengurangi risiko pengembangan penyakit neurologis seperti Parkinson atau Alzheimer." ujarnya dilansir dari Express.

Hubungan antara demensia dan tidur telah diselidiki oleh berbagai ahli. Tetapi tidak cukup jelas apakah kurang tidur dapat menjadi faktor risiko untuk kondisi tersebut atau apakah itu lebih merupakan pertanda.

Menurut Alzheimer's Society, kedua teori ini bisa jadi benar dan hubungan mereka bahkan bisa melingkar.

Namun, hubungan antara keduanya tetap menjadi topik yang "rumit". Tergantung pada jenis demensia, masalah tidur juga bisa berbeda.

Misalnya, satu jenis yang disebut demensia dengan tubuh Lewy tampaknya terkait dengan gangguan tidur ringan.

Ini juga disebut gangguan perilaku tidur gerakan mata cepat dan menyebabkan orang mewujudkan mimpi mereka melalui bergerak atau berbicara.

Sementara gangguan siklus tidur-bangun, menggambarkan terjaga di malam hari dan masalah tertidur dan tetap tertidur, berhubungan dengan penyakit Alzheimer.

Badan amal itu menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami hubungan antara tidur dan demensia. Pakar juga membagikan posisi terburuk untuk tertidur yakni tengkurap.

"Posisi dapat menyebabkan beberapa masalah seperti otot dan persendian yang tegang, kekakuan, nyeri punggung dan leher." tutupnya.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro