Bisnis.com, JAKARTA— Urtikaria adalah suatu area kulit yang bengkak, kemerahan, meninggi, batas tegas, dan gatal.
Urtikaria ada yang berlangsung akut (<6 minggu) atau kronik (6 minggu/lebih).
Penyebabnya adalah reaksi alergi terhadap apapun, infeksi, tekanan kulit, suhu lingkungan dingin/panas, stress emosional, olahraga, penyakit kronis tertentu.
Urtikaria Akut
Urtikaria akut sering terjadi “lambat” dalam 4 hari atau lebih setelah vaksin dan gejalanya akan membaik dalam 3-4 minggu atau lebih cepat dan bukan hal yang harus dikhawatirkan, bisa sembuh sendiri/diobati dengan obat anti alergi. Seperti halnya yang dibagikan RA Adaninggar,dr,SpPD melalui akun Instagram @drningz.
Urtikaria akut yang terjadi “cepat”, muncul dalam 24-72 jam setelah vaksin, harus diwaspadai apakah disertai gejala lain seperti sesak napas, bibir bengkak, suara serak, diare, mual/muntah, atau tensi turun. Waspada gejala alergi berat atau anafilaksis, segera konsultasi dokter.
Urtikaria Kronis
Urtikaria kronis adalah urtikaria berulang yang terjadi selama 6 minggu/lebih. Setiap episode kambuh hanya berlansung beberapa menit/jam. Sebagian besar terjadi spontan dengan penyebab tidak diketahui.
Faktor pencetus kekambuhan yaitu stress psikis, kondisi lingkungan (suhu panas/dingin), obat-obatan tertentu, stimulus fisik, dan infeksi.
Urtikaria kronis bisa diobati dengan obat-obatan anti alergi, menghindari pencetus kekambuhan, dan mencari penyebab penyakit dasar (biasanya penyakit hormonal atau autoimun).
Urtikaria Kronis Terkait Vaksin Covid
Ada beberapa laporan kasus yang menunjukkan vaksin Covid bisa menjadi pencetus kekambuhan urtikaria kronis pada orang yang sebelumnya sudah memiliki riwayat alergi atau urtikaria. Kondisi ini terjadi sementara dan bisa diobati dengan baik oleh obat-obat anti alergi.
Ada juga laporan kasus yang menunjukkan terjadinya urtikaria kronis yang terjadi sejak beberapa minggu setelah vaksin Covid pada orang yang sebelumnya tidak memiliki riwayat alergi, namun urtikaria ini bisa terkontrol dengan baik menggunakan obat-obat anti alergi. Dari beberapa laporan kasus, urtikaria kronis ini bisa berlangsung hingga beberapa bulan.
Mekanisme Urtikaria Terkait Vaksin
Semua “benda asing” yang bisa berperan sebagai antigen/alergen, baik secara langsung/tidak, bisa menyebabkan keluarnya zat-zat radang dari sel mast (sel yang berperan pada alergi), dan menyebabkan urtikaria baik akut maupun kronis.
Jika Memiliki Riwayat Alergi
Karena substansinya yang baru dan berbeda, reaksi alergi terhadap vaksin baru ini tidak bisa dibandingkan dan disamakan dengan reaksi alergi terhadap obat/makanan sebelumnya. Satu-satunya cara untuk mengetahui adanya reaksi alergi terhadap vaksin Covid adalah dengan menerima suntikan dosis pertama.
Bila muncul alergi berat (anafilaksis) setelah suntikan pertama vaksin Covid, maka tidak diperbolehkan menerima dosis kedua. Namun, bila muncul alergi ringan, tetap diperbolehkan menerima dosis vaksin kedua dengan pertimbangan dokter ahli dan dengan pengawasan.
Jika Memiliki Riwayat Urtikaria
Bila ada riwayat urtikaria yang bukan disebabkan oleh vaksinasi Covid, vaksin tetap boleh diberikan. Bila ada riwayat urtikaria yang terkait dengan pemberian vaksin Covid sebelumnya, maka menjadi keputusan dokter klinis untuk pemberian vaksin. Dilakukan pengawasan dan kadang pemberian obat anti alergi sebelum vaksinasi.