Bisnis.com, JAKARTA - Mitos seputar kanker yang menyerang organ tubuh di sistem pencernaan tak bisa dipisahkan dari penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD). Tidak sedikit orang yang meduga penyakit tersebut sebagai penyebab atau menjadi indikasi seseorang menderita kanker lambung.
Sebagai catatan GERD disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter yang terletak di kerongkongan bagian bawah. Normalnya, katup tersebut akan terbuka untuk memungkinkan makanan, serta minuman masuk menuju lambung dan dicerna.
Setelah makanan atau minuman masuk ke lambung, katup tersebut akan menutup agar isi lambung tidak naik ke kerongkongan.
Tetapi pada penderita GERD, tidak dapat menutup dengan baik sehingga isi lambung, termasuk diantaranya adalah cairan asam lambung, naik ke kerongkongan. Alhasil, lama-kelamaan kerongkongan akan mengalami peradangan atau iritasi.
Menurut dr. Amanda Pitarini Utari, Sp.PD-KGEH, Spesialis Penyakit Dalam dari Brawijaya Hospital Saharjo, anggapan tersebut tak sepenuhnya benar. Pasalnya, GERD yang diderita seseorang tidak serta merta menyebabkan kanker lambung begitu saja.
“[Penyakit] asam lambung tidak begitu saja menyebabkan kanker. Memang salah satu gejalanya kanker lambung ini ya asam lambung. Butuh waktu yang lama, mungkin bisa beberapa tahun asam lambung baru bisa akhirnya menyebabkan kanker. Tetapi itu balik lagi bagaimana faktor risikonya, pola hidup yang dijalani penderitanya seperti apa,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Walaupun demikian, bukan berarti penyakit asam lambung boleh dianggap remeh. Seperti diketahui, penyakit asam lambung yang lama tak disembuhkan berpotensi menyebabkan komplikasi. Sebab, asam lambung yang naik ke kerongkongan menimbulkan luka pada dinding kerongkongan. Luka tersebut dapat makin meluas dan akhirnya menyebabkan penyempitan dari kerongkongan bawah.
Akibat luka tersebut, penderita juga menjadi sulit menelan makanan. Kondisi ini juga dapat memicu terjadinya esofagus barrett, yaitu penyakit yang berisiko menimbulkan kanker esofagus atau kerongkongan.
“Asam lambung juga bisa menyebabkan kanker esofagus atau kerongkongan, karena itu tadi. Jadi harus disembuhkan dengan pengobatan segera, jangan dibiarkan sampai parah,” tutur Amanda.
Lantas, bagaimana dengan kopi yang dianggap sebagai pemicu asam lambung dan kanker? dr. Amanda menyebut sejauh ini mengonsumsi kopi tidak masalah asal tak berlebihan. Justru, konsumsi kopi memberikan manfaat bagi tubuh, terutama jantung.
“Tidak masalah, asalkan tidak berlebihan ya konsumsinya. Kalau berlebihan ini bisa sembelit juga. Kalau diare kan jadi gangguan ke saluran pencernaannya,” ujar Amanda.