Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah penelitian mengungkap ada tiga ciri kepribadian yang bisa membuat orang lebih panjang umur hingga berusia mencapai 100 tahun.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal AGE, para peneliti berusaha untuk mengeksplorasi apakah kepribadian "mempengaruhi" umur panjang.
Untuk mengumpulkan temuan mereka, para peneliti memeriksa karakteristik kepribadian centenarian.
Para peneliti mengembangkan metode yang membandingkan skor tes kepribadian yang sebenarnya untuk centenarian dengan skor tes yang diprediksi untuk 100 tahun, dihitung dari kontrol yang lebih muda.
Para peserta terdiri dari 70 centenarian Jepang yang secara kognitif utuh berusia 100-106 tahun dan 1.812 orang tua berusia 60-84 tahun, semuanya penduduk Tokyo.
Inventarisasi lima faktor NEO (NEO-FFI) digunakan untuk menilai ciri-ciri kepribadian "lima besar": neurotisisme, ekstraversi, keterbukaan, keramahan, dan kesadaran.
Hasilnya menunjukkan orang yang memiliki ketelitian, ekstraversi dan keterbukaan cenderung lebih panjang umur.
"Hasil ini menunjukkan bahwa skor tinggi dalam ciri-ciri kepribadian tertentu seperti ketelitian, ekstraversi, dan keterbukaan, dikaitkan dengan umur panjang," tulis para peneliti.
"Kami berspekulasi bahwa ciri-ciri kepribadian ini berkontribusi pada umur panjang melalui perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, pengurangan stres, dan adaptasi terhadap masalah yang menantang dari 'yang tertua'." tulis laporan mereka dilansir dari Express.
Sejak penelitian ini diterbitkan, para peneliti juga telah mengidentifikasi ciri kepribadian yang kurang terkait dengan umur panjang.
Menurut sebuah studi tentang penanda umur panjang, yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One, tingkat neurotisisme yang lebih rendah lebih kondusif untuk umur panjang.
Studi ini mengeksplorasi prediksi umur panjang baik dari perspektif individu dan perspektif keluarga berdasarkan faktor demografi dan psikososial.
Sebanyak 186 anggota keluarga "panjang umur" dan 237 anggota keluarga lansia biasa berpartisipasi dalam studi cross-sectional, dan sampel 62 lansia berumur panjang dan 57 lansia biasa dipilih untuk penelitian komparatif.
Dari segi faktor psikososial, lansia yang berumur panjang menunjukkan neurotisisme dan dukungan sosial yang lebih rendah, sedangkan ekstraversi yang lebih tinggi, dibandingkan dengan lansia biasa.
Neurotisisme adalah sifat disposisi untuk mengalami efek negatif, termasuk kemarahan, kecemasan, kesadaran diri dan lekas marah.
Meskipun para peneliti dalam penelitian ini tidak menyelidiki hubungan ini lebih lanjut, neurotisisme dikaitkan dengan beragam kondisi fisik, seperti masalah jantung.
Oleh karena itu, peran yang dimainkan oleh tipe kepribadian dalam mempengaruhi umur panjang tidak boleh diabaikan.