Bisnis.com, JAKARTA – Pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Amerika Serikat, yakni Centers for Disease Control (CDC) mengeluarkan peringatan soal bahaya infeksi parechovirus yang dapat sebabkan penyakit parah pada bayi. Karenannya, penting bagi para orang tua untuk mengetahui apa itu Parechovirus.
CDC mengeluarkan peringatan tersebut pada 12 Juli 2022, seusai ditemukannya beberapa kasus parechovirus (PeV) di Amerika. Parechovirus adalah virus yang biasanya menyebabkan demam, ruam, dan gejala saluran pernapasan bagian atas ketika menginfeksi anak-anak dengan rentang usia enam bulan hingga 5 tahun.
Dalam beberapa bulan terakhir, Amerika mendapatkan sederet laporan bahwa para bayi yang berusia kurang dari tiga bulan marak terinfeksi parechovirus. Dan setelah ditelusuri lebih jauh, infeksi virus PeV dapat menyebabkan penyakit yang jauh lebih parah, seperti penyakit sepsis atau masalah neurologis seperti kejang, meningitis, atau meningoensefalitis.
Kondisi tersebut jelas sangat berbahaya lantaran mengancam jiwa dengan tingkat risiko yang tinggi. Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk PeV. Namun, orang tua dapat secara lebih dini mendeteksi dan membawa anaknya ke layanan profesional kesehatan, hal tersebut jelas akan menekan tingkat kemungkinan terjadinya komplikasi pada anak.
Berikut adalah lima hal yang perlu diketahui orang tua tentang virus dan peringatan CDC:
1. Parechovirus sangat berbahaya bagi bayi di bawah 3 bulan
Parechovirus juga dikenal sebagai PeV, dapat menyebabkan komplikasi parah pada bayi di bawah 3 bulan, dan risikonya akan jauh lebih besar apabila menginfeksi bayi yang baru lahir.
Menurut CDC, virus ini dapat menyebabkan penyakit seperti sepsis, kejang dan meningitis atau meningoensefalitis pada bayi, dan dapat menyebabkan komplikasi neurologis jangka panjang dalam kasus yang jarang terjadi.
2. Jenis parechovirus yang saat ini menyebar adalah yang paling parah
Umumnya, sebagian besar jenis parechovirus manusia adalah patogen masa kanak-kanak yang pada dasarnya merupakan virus umum dan kurang membawa dampak serius pada bayi yang berusia lebih dari 6 bulan.
Namun, belakangan CDC mengkonfirmasi bahwa jenis yang telah terdeteksi pada bayi baru lahir di Amerika sejak awal Mei lalu adalah parechovirus jenis PeV-A3, yang notabennya merupakan jenis virus "paling sering dikaitkan dengan penyakit parah," menurut CDC.
3. Dapat sebabkan kejang
CDC telah menginstruksikan penyedia layanan kesehatan untuk memperhatikan gejala demam, sindrom seperti sepsis, kejang dan meningitis tanpa penyebab yang diketahui pada bayi.
Parechovirus (PeV) hanya dapat dideteksi melalui tes laboratorium dari usapan tinja dan spesimen pernapasan, serta spesimen serebrospinal, lepuh atau darah, tergantung pada gejalanya. Sehingga untuk memastikan apakah si kecil benar-benar terinfeksi PeV atau tidak, satu-satunya cara adalah Anda harus membawanya ke fasilitas kesehatan sesegera mungkin.
4. Adanya potensi ledakan kasus
CDC mengakui dalam peringatannya bahwa jumlah lonjakan kasus yang lebih tinggi yang dilaporkan selama beberapa bulan kedepan bisa saja terjadi. Hal tersebut merupakan hasil dari banyaknya pengujian pada anak.
"Pengujian laboratorium PeV sudah jauh lebih mudah ditemukan dan banyak tersedia dalam beberapa tahun terakhir, dan ada kemungkinan bahwa peningkatan pengujian telah menyebabkan jumlah diagnosis PeV yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya." jelas CDC
5. Belum ada vaksin dan obat untuk PeV
CDC mengatakan bahwa, hingga saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk menangani pasien PeV. Karenannya, penting bagi orang tua untuk menjaga sang buah hati agar terhindar dari penyakit ini.
"Mendiagnosis PeV pada bayi dapat mengubah strategi manajemen dan memberikan informasi kesehatan penting bagi keluarga," kata CDC.