Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi penelitian baru telah menjelaskan durasi infeksi COVID dan waktu sampai seseorang tetap menular.
Studi penelitian baru itu dilakukan oleh Imperial College London adalah tentang menentukan sifat menular dari infeksi COVID dengan penekanan khusus pada infeksi yang dipimpin Omicron yang sebagian besar menunjukkan gejala ringan.
Studi ini dikatakan sebagai yang pertama untuk mengetahui berapa lama infeksi bertahan pada infeksi COVID. "Tim studi melakukan tes harian terperinci sejak orang terpapar SARS-CoV-2 untuk melihat berapa banyak virus menular yang mereka keluarkan selama infeksi mereka," kata laporan penelitian.
Studi yang didasarkan pada 57 peserta ini, menemukan bahwa dari jumlah total peserta, dua pertiga kasus masih menular lima hari setelah gejala mereka mulai, dan seperempat masih menular pada tujuh hari.
Juga ditemukan bahwa hanya satu dari lima peserta yang terinfeksi sebelum timbulnya gejala, sehingga kebanyakan orang hanya menjadi menular setelah mereka mengembangkan gejala.
Selama periode isolasi diri, para peneliti mengatakan, orang dapat menyelesaikan tes aliran lateral pada hari keenam dan ketujuh dan dapat meninggalkan isolasi hanya jika tesnya negatif.
Protokol penelitian
Para peserta dipantau di rumah mereka sejak pertama kali terpapar virus, hari ketika mereka terinfeksi hingga hari mereka berhenti menunjukkan tanda-tanda infeksi.
"Dengan menggunakan tes harian khusus untuk mengukur virus menular (bukan hanya PCR) dan catatan gejala harian, kami dapat menentukan jendela di mana orang menularkan. Ini adalah dasar untuk mengendalikan pandemi apa pun dan belum pernah ditentukan sebelumnya untuk infeksi pernapasan apa pun di Indonesia. masyarakat,” kata Profesor Lalvani.
Peserta menyelesaikan kuesioner harian tentang gejala mereka dan melakukan swab hidung dan tenggorokan setiap hari yang dikirim ke laboratorium untuk pengujian PCR.
Meskipun 57 peserta telah mendaftar untuk penelitian ini, durasi penularan diukur pada 42 orang karena beberapa alasan seperti beberapa peserta tidak membagikan informasi apa pun, dan beberapa tidak menyebarkan virus yang dapat dibiakkan, kata penelitian tersebut.
Studi ini menunjukkan bahwa tes aliran lateral tidak mendeteksi awal infeksi dengan baik, tes ini lebih akurat mengidentifikasi ketika seseorang tidak lagi menular dan dapat dengan aman meninggalkan isolasi.
Para peneliti melakukan 652 tes aliran lateral untuk menentukan akurasinya dibandingkan dengan tes PCR.
Tes aliran lateral termasuk mengambil sampel dari tenggorokan dan hidung atau hidung hanya menggunakan swab. Tergantung pada jenis tesnya, seseorang bisa mendapatkan hasilnya dalam 10-30 menit.