Bisnis.com, JAKARTA - Baru-baru ini Indonesia dikagetkan dengan pemberitaan ratusan Ibu rumah tangga dan ratusan mahasiswa yang positif menderita HIV di Bandung Jawa Barat. Publik kemudian bertanya-tanya bagaimana cara penanganan penyakit yang disebut-sebut belum ada obatnya ini.
Berikut ini gejala, penyebab, penanganan serta pencegahan HIV menurut medicalnewstoday dan healthline.
HIV merupakan virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Jika tidak diobati, HIV akan mempengaruhi hingga membunuh sel CD4, sel ini merupakan jenis sel kekebalan tubuh yang biasa disebut sel T. Semakin banyak sel ini dibunuh, semakin tinggi pula tubuh mendapatkan kondisi serius seperti kanker.
Sementara AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah HIV yang sudah memasuki stadium tiga. Pengobatan yang kian canggih dan maju dengan pengobatan antiretroviral, membuat orang dengan HIV jarang hingga ke stadium tiga atau AIDS.
Bagaimana gejala HIV?
Orang dengan HIV umumnya tidak menunjukkan gejala apapun pada beberapa bulan pertama, atau bahkan bertahun-tahun setelah tertular virus. Seperti yang terjadi di AS, 13% orang dengan HIV tidak menyadari penyakit tersebut.
Orang-orang dengan HIV tanpa gejala bahkan merasa sehat dan tampak sehat, tetapi virusnya tetap berkembang dalam tubuh dan merusak sistem kekebalan tubuh.
Namun, bukan berarti tidak ada orang yang bergejala. Sekitar dua per tiga orang dengan HIV mengalami gejala mirip flu selama dua hingga empat minggu setelah tertular virus.
Gejala-gejala ini secara bersamaan disebut sindrom retroviral akut, seperti demam, panas dingin, berkeringat terutama pada malam hari, pembengkakan kelenjar getah bening, ruam difus, kelelahan, lemah, nyeri sendi, nyeri otot, dan sakit tenggorokan.
Selain itu, infeksi jamur mulut atau vagina berulang, radang paru-paru dan herpes zoster juga merupakan salah satu gejala HIV. Umumnya orang yang tertular HIV juga tertular infeksi menular seksual (IMS).
Gejala-gejala ini muncul karena sistem kekebalan tubuh sedang melawan infeksi. Jika mengalami berbagai gejala ini selama dua hingga enam minggu, sebaiknya melakukan tes.
Penyebab HIV
HIV dapat ditularkan ketika cairan tubuh seseorang yang mengandung virus HIV bersentuhan dengan penghalang permeabel di dalam tubuh penerima, atau celah kecil di jaringan lembab area tertentu, seperti kelamin.
Penularan HIV dapat melalui darah, air mani, cairan pra-mani, cairan vagina, cairan rektal serta ASI. Cairan mengandung virus HIV tidak dapat menular melalui air liur. HIV umumnya ditularkan dengan hubungan seks ataupun anal.
Sedangkan pada bayi, HIV ditularkan oleh ibu selama kehamilan, persalinan ataupun menyusui. Kemungkinan lain penularannya adalah saat melakukan transfusi darah atau menyuntikkan cairan pada tubuh.
Penanganan HIV
Saat ini, belum ditemukan obat untuk HIV, namun kedokteran mengembangkan perawatan antiretroviral yang berfungsi untuk mengurangi risiko penularan. Selain itu, perawatan ini juga membantu memperpanjang hidup pengidap HIV serta meningkatkan kualitas hidupnya.
Berikut obat untuk pengobatan dan pencegahan HIV:
● Pil HIV darurat: PEP
Setelah kemungkinan terpapar, harus segera berkonsultasi dengan ahli tentang profilaksis pasca pajanan atau PEP. Ketika seseorang segera meminum obat ini, kemungkinan infeksi akan berhenti.
Meskipun memang PEP tidak 100% efektif, makannya perlu menggunakan teknik pencegahan, seperti perlindungan penghalang dan praktik injeksi yang aman, termasuk saat mengambil PEP.
● Obat antiretroviral
Obat antiretroviral bekerja untuk melawan infeksi serta membantu memperlamban penyebaran virus. Umumnya orang dengan HIV menggunakan kombinasi obat yang disebut terapi antiretroviral.
● Pengobatan alternatif atau komplementer
Pengobatan alternatif dengan herbal memang tidak ada bukti yang menunjukkan keefektifannya. Namun cukup banyak dilakukan orang.
Pencegahan HIV
● Menggunakan penghalang atau pengaman: Salah satu cara untuk mencegah tertular HIV adalah dengan menggunakan pengaman saat sedang melakukan aktivitas seksual, seperti kondom.
● Menggunakan jarum suntik yang aman: Penularan HIV paling utama penyebabnya adalah penularan melalui jarum suntik saat penggunaan narkoba intravena. Berbagi jarum suntik inilah yang menyebabkan virus menyebar. Maka berhenti memakai obat-obatan terlarang dengan cara apapun adalh hal yang tepat untuk menghindari HIV. Namun, penggunaan jarum suntik juga bisa dilakukan saat transfusi darah, maka gunakanlah jarum suntik yang aman.
● Menghindari paparan cairan tubuh yang mengandung virus: UNtuk mengurangi rsiiko terpapar HIV, mengurangi kontak dengan darah, air mani, cairan vagina dan berbagai cairan tubuh lainnya yang mengandung virus HIV sangatlah disarankan.
● Tidak menyusui: Virus HIV bisa ditularkan melalui ASI, maka wanita dengan HIV tidak diperbolehkan menyusui.
● Pendidikan: mengetahui bahayanya HIV seharusnya dapat membantu menghindari HIV.