Ilustrasi/fitnessformen.co.id
Health

Waspada, Perut Makin Buncit, Risiko Sakit Jantung Meningkat

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 30 Agustus 2022 - 19:33
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penelitian oleh Universitas Oxford menunjukkan bahwa setiap inci penambahan lebar perut Anda meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 11 persen.

Sebuah penelitian terhadap 430.000 orang berusia 40 hingga 70 tahun menunjukkan lingkar pinggang adalah faktor yang lebih besar untuk kejadian kesehatan jantung dibandingkan ukuran obesitas lainnya seperti indeks massa tubuh (BMI).

Peneliti utama Dr Ayodipupo Oguntade mengatakan jumlah lemak di perut lebih penting dalam melacak kegemukan tubuh dan risiko kardiovaskular.

Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan European Society of Cardiology di Barcelona itu, ​​​​menunjukkan mereka yang memiliki lingkar pinggang terbesar 3,21 kali lebih mungkin menderita gagal jantung.

Gagal jantung adalah kondisi jangka panjang ketika jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik.

James Leiper, direktur medis asosiasi di British Heart Foundation mengatakan ukuran pinggang yang lebih besar sering kali merupakan tanda bahwa Anda memiliki terlalu banyak lemak visceral, yang berada di sekitar organ internal kita dan merusak fungsi jantung dan pembuluh darah kita.

"Gagal jantung adalah kondisi kronis dan tidak dapat disembuhkan yang memburuk dari waktu ke waktu, jadi temuan ini menggarisbawahi pentingnya mengelola berat badan Anda sekarang. Orang yang membawa lebih banyak berat badan di sekitar tengah mereka memiliki peningkatan risiko kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2." paparnya.

Dua jenis kejadian gagal jantung rumah sakit yang paling terkait dengan kelebihan berat badan atau obesitas adalah diagnosis hipertensi atau detak jantung tidak teratur. Peserta memiliki usia rata-rata 56 dan lebih dari 13 tahun ada 8.669 kejadian gagal jantung pertama.

Banyak dari peristiwa ini mengakibatkan kematian. Risiko absolut gagal jantung pada populasi penelitian adalah dua persen.

Dr Oguntade mengatakan analisis timnya membantah apa yang disebut teori "paradoks obesitas" yang menyatakan bahwa bagi sebagian orang, BMI normal hingga rendah mungkin merugikan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro