Bisnis.com, JAKARTA - PT Biotis Pharmaceutical Indonesia dan Universitas Airlangga (Unair) dalam produksi vaksin Inavac sudah menggunakan laboratorium bertaraf Biosafety Level 3 (BSL3).
Hal ini tepat berada satu tingkat di bawah WHO yang menggunakan laboratorium Biosafety Level 4 atau BSL4.
"Kita sudah pakai Biosafety level 3, setingkat dibawah WHO. WHO pakai biosafety level 4. Saya kira di Indonesia selain Biotis, yang lain ya Biofarma, yang sudah 130 tahun lebih tua dari Biotis," kata Dirut PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman saat ditemui di pabrik vaksin PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, di kawasan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, (7/9/2022).
Baca Juga PT Biotis Tegaskan Butuh Adanya Umbrella Registration untuk Hadapi Virus yang Terus Berkembang |
---|
Sudirman juga mengungkapkan, untuk menghemat anggaran, tidak semua area di pabrik vaksin Inavac ini menggunakan laboratorium dengan taraf tersebut.
Kendati demikian, untuk area-area yang krusial menjadi fokus utama untuk menggunakan laboratorium BSL3.
"Tidak semua (menggunakan laboratorium BSL3), yang krusial saja, tujuannya untuk menghemat anggaran tapi tetap tidak mengurangi kualitas," tambah Sudirman.
Menurut CDC, Biosafety Level 3 atau BSL3 merupakan laboratorium yang dipergunakan untuk berbagai mikroba, termasuk yang menyerang pernapasan. Laboratorium level ini memiliki tingkat keamanan dan perlindungan tingkat tinggi karena juga dipergunakan untuk mikroorganisme penyebab penyakit yang mematikan. Hal ini termasuk untuk pengujian vaksin flu dan Covid-19.
Selain didukung dengan laboratorium kualitas tinggi, vaksin Inavac juga dikembangkan dengan komponen halal.
Sudirman menyebutkan, pada masa awal pengembangan vaksin ini sempat terhenti. Hal ini dikarenakan memakai metode yang menggunakan salah satu komponen nonhalal.
"Makannya akhirnya pakai metode nonactivated virus, selain minim efek samping juga gak pakai komponen nonhalal, jadi bisa dipasarkan di Indonesia," papar Sudirman.
Selain itu, vaksin Inavac juga telah mengantongi izin halal dari Majelis Ulama Indonesia sejak sebelum dilakukan uji klinis.
Pemberian label ini juga bertujuan agar masyarakat Indonesia dapat segera mendapat vaksin Inavac dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.