Bisnis.com, JAKARTA - Diabetes adalah suatu kondisi yang perlu dikelola setiap hari. Tak jarang penyakit ini patut diwaspadai, sebab dikenal sebagai pembunuh senyap alias silent killer, Anda juga harus mengenali tanda dan gejalanya.
Dalam kasus yang terakhir, gula darah yang tinggi seringkali dapat menyebabkan rasa haus yang meningkat, keinginan untuk sering buang air kecil, kelelahan, penglihatan kabur, dan penurunan berat badan yang terjadi secara terus menerus.
Selain itu, kadar gula darah yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kecil di dalam tubuh, yang dapat membuat darah sulit mencapai organ. Alhasil, pada akhirnya ini akan mengancam jiwa.
Dilansir dari Times of India, Jumat (13/1/2023), berikut gejala yang mungkin timbul di beberapa bagian tubuh sebagai pertanda tubuh memberikan sinyal jika gula darah Anda dalam keadaan tinggi.
Simak tanda tubuh terkena diabetes:
1. Kaki
Ada dua cara diabetes dapat mempengaruhi kaki Anda. Yang pertama adalah melalui kerusakan saraf, yang membuat kaki Anda tidak bisa merasakan sensasi apa pun. Kedua, Anda mungkin mengalami sirkulasi darah yang buruk di kaki Anda, alhasil membuat infeksi sulit sembuh. Seiring waktu, jika luka atau infeksi tidak diobati, dapat menyebabkan kaki Anda harus diamputasi.
2. Mata
Kadar gula darah yang tinggi dapat memengaruhi pembuluh darah di retina, menyebabkan masalah yang berhubungan dengan mata seperti penglihatan kabur, katarak, glaukoma, dan retinopati diabetik yang paling memprihatinkan.
Retinopati melibatkan perubahan pada retina, yang merupakan lapisan peka cahaya di bagian belakang mata. Jika tidak diobati, dapat menyebabkan kehilangan penglihatan dan kebutaan pada orang yang menderita diabetes.
Gejala mata yang terkena diabetes/eyedoctorpmb
3. Ginjal
Ginjal adalah bagian integral dari tubuh, yang membantu menyaring semua racun dan limbah dari tubuh. Ginjal sendiri terdiri dari pembuluh darah kecil yang membantu fungsi organ secara efisien.
Namun, gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah ini, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penyakit ginjal diabetik, juga dikenal sebagai nefropati diabetik.
Gejalanya meliputi: adanya protein dalam urin, intensitas buang air kecil jadi meningkat, tekanan darah yang memburuk, pembengkakan di kaki, pergelangan kaki, tangan dan mata, mual, muntah, kelelahan, dan banyak lagi.
4. Saraf
Sama seperti retinopati dan nefropati diabetik, gula darah tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik. Kondisi ini dapat menyebabkan gejala seperti mati rasa atau berkurangnya kemampuan untuk merasakan sakit atau suhu.
Anda juga sering merasa kesemutan atau ada rasa terbakar, nyeri dan kram yang tajam, kepekaan ekstrim terhadap sentuhan dan punya borok kaki yang parah, mengalami infeksi dan masih banyak lagi.
5. Jantung dan pembuluh darah
Mengingat gula darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, penderita diabetes selalu berisiko tinggi mengalami komplikasi kardiovaskular, seperti stroke dan penyakit jantung. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, penderita diabetes juga cenderung lebih tinggi mengalami risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
6. Gusi
Penyakit gusi, juga disebut penyakit periodontal, adalah kondisi umum yang terkait dengan gula darah tinggi. Biasanya terjadi karena pembuluh darah tersumbat atau menebal yang mengurangi aliran darah ke gusi, sehingga melemahkan otot. Selain itu, gula darah yang tinggi juga dapat mendorong pertumbuhan bakteri yang biasanya menyebabkan penyakit gusi. Gejalanya meliputi gusi berdarah, sensitif, dan nyeri.
Bagaimana cara menurunkan risiko diabetes?
Siapapun bisa rentan terhadap diabetes. Namun, ada beberapa cara untuk mengurangi risiko Anda. Mengikuti gaya hidup sehat adalah langkah pertama untuk mengelola kadar glukosa darah Anda. Seseorang harus makan makanan yang sehat, bergizi dan kurang diproses untuk menurunkan risiko penyakit kronis termasuk diabetes.
Mempertahankan berat badan yang sehat harus menjadi prioritas utama. Ini dapat dicapai melalui aktivitas fisik dan olahraga teratur. Batasi kebiasaan tidak sehat termasuk merokok dan konsumsi alkohol.
Adapun, hal yang paling penting adalah dengan mengunjungi dokter dan lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.