Bisnis.com, JAKARTA - Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengestimasikan pada tahun 2030, jumlah penderita diabetes melitus (DM) di Indonesia akan mencapai 21,3 juta penduduk. Hal ini akan menjadikan Indonesia menempati peringkat keempat dengan populasi DM terbesar di dunia.
Menurut dr. Sausan Rasyid, mengutip riset, retinopati diabetik merupakan komplikasi penyakit DM pada mata yang paling sering terjadi. Diperkirakan 1 dari 3 penderita DM mengalami retinopati diabetik. Retinopati diabetik juga menjadi penyebab kebutaan ketiga di dunia.
"Semakin lama seseorang menderita diabetes dan gula darah yang tidak terkontrol, semakin besar kemungkinannya mengalami komplikasi mata ini," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (23/1/2023).
Kadar gula darah yang tidak terkontrol menyebabkan kerusakan pembuluh darah kecil pada lapisan tipis peka cahaya di bagian belakang mata (retina), dimana pembuluh darah ini seharusnya memberi nutrisi dan oksigen ke retina.
Sebagai kompensasi mata berusaha menumbuhkan pembuluh darah baru. Namun, pembuluh darah baru tersebut tidak berkembang secara normal sehingga mudah bocor. Hal ini dapat berujung pada perdarahan di retina, robekan retina, dan peningkatan tekanan bola mata.
Menurut Sausan, masalah utama dalam penanganan retinopati diabetik adalah keterlambatan diagnosis karena sebagian besar penderita pada tahap awal tidak merasakan gangguan penglihatan.
Beberapa gejala yang perlu diwaspadai meliputi penglihatan yang menurun secara bertahap, bercak hitam/ bercak melayang pada penglihatan, penglihatan mendadak terhalang, dan nyeri pada mata.
Gangguan penglihatan mengakibatkan seseorang kehilangan kemandirian, kesempatan untuk bekerja, dan penurunan produktivitas yang dapat berujung pada kemiskinan.
Kebutaan bukan hanya akan menjadi burden bagi seorang individu dan keluarganya, melainkan juga untuk negara. Oleh karenanya tindak pencegahan gangguan penglihatan dan kebutaan pada penderita DM sangat diperlukan.
Tips Cegah Diabetes
Sausan menyampaikan, mengontrol kadar gula darah serta penyakit penyerta lain seperti tekanan darah dan kadar kolesterol sangatlah penting. Penderita diabetes harus melakukan pemeriksaan skrining mata sesegera mungkin saat terdiagnosis dan dianjurkan melakukan pemeriksaan mata berkala satu tahun sekali meskipun tidak ada keluhan pada mata.
Saat ini, di Indonesia masih terdapat banyak kendala dalam menjalankan skrining retinopati diabetik, baik karena keterbatasan dalam kapasitas sumber daya manusia maupun fasilitas.
Tindakan yang akan dilakukan dokter mata pada pasien retinopati diabetik bergantung pada derajat keparahannya. Beberapa yang mungkin dilakukan seperti suntikan obat ke dalam mata, tindakan laser, ataupun operasi.