Bayi dipijat
Health

Waspada! Bayi Juga Bisa Kena Penyakit Jantung

Arlina Laras
Selasa, 14 Februari 2023 - 16:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak dapat terjadi karena kelainan struktur jantung yang muncul sejak bayi masih dalam kandungan.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Kardiologi IDAI Rizky Adriansyah mengungkapkan penyakit ini dapat mengganggu kemampuan jantung untuk memompa darah dan penyaluran oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi tersebut dapat mengganggu tumbuh kembangnya, bahkan kemungkinan berakibat fatal. 

Meski belum diketahui penyebabnya secara pasti, namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan pada anak.

“Sebagian besar penyakit jantung bawaan berkaitan dengan masalah yang terjadi pada kehamilan. Ada beragam faktor risiko yang dapat memicu penyakit jantung bawaan, misalnya terkena infeksi virus rubella saat hamil, bahkan mengalami sindrom metabolik, seperti diabetes dan obesitas,” ungkapnya dalam Media Briefing ‘Kesehatan dan Penyakit Jantung pada Anak’, Selasa (14/2/2023). 

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sendiri menyebut, angka kejadian PJB dilaporkan sekitar satu dari 100 bayi baru lair mengalami Penyakit Jantung Bawaan (PJB) dan 25 persen dari PJB tersebut merupakan PJB kritis. 

“Di Indonesia sendiri, jika ada lima juta bayi lahir, maka ada sekitar 50.000 bayi lahir denganPJB dan 12.500 lainnya mengidap PJB kritis,” jelas Rizky. 

Baginya, PJB yang tidak ditangani dengan baik bisa memicu pertumbuhan buruk dan kurang nutrisi (stunting), gangguan perilaku anak, gangguan saraf, infeksi saluran pernapasan yang berulang, hingga menyebabkan kematian. 

Adapun, beberapa tanda-tanda yang bisa diamati, mulai dari napas pendek dan cepat, sulit makan, keringat berlebih saat makan, sianosis, yakni suatu kondisi kulit, bibir dan kuku berwarna kebiruan. 

PJB Saat Bayi Bisa Bertahan Sampai Dewasa 

Menurut Rizky, kunci utama untuk mencegah risiko tinggi masalah jantung di masa depan, maka penting untuk melakuan deteksi dini PJB pada bayi baru lahir.

Pasalnya, tidak semua PJB menunjukkan gejala, terkadang gejalanya pun samar, tergantung pada derajat keparahan kelainan jantung yang dialami. Alhasil, akibat gejala yang tersamarkan, dan banyak orang tua tidak sadar bahwa anaknya menunjukkan gejala PJB. 

“Banyak yang telat penanganan. Padahal di Indonesia, kasus PJB sangat banyak. Ini layaknya gunung es. Bayi bisa tidak bergejala sampai mereka dewasa. PJB yang tidak terdeteksi dan tidak diobati sampai dewasa berisiko menyebabkan komplikasi, seperti gagal jantung,” katanya. 

Pencegahan Penyakit Jantung Bawaan

PJB dapat dideteksi sejak dini, bahkan sejak masih berada dalam kandungan. 

Kunci pencegahan PJB adalah pemeriksaan sebelum kehamilan (prenatal) dan selama kehamilan (antenatal) yang baik, dan, sebaiknya melakukan pemeriksaan antenatal di dokter spesialis kandungan secara teratur.

Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso pun menambahkan bahwa tidak pantangan terhadap makanan tertentu atau pembatasan terhadap jenis makanan tertentu seperti lemak. 

Pasalnya, pada usia anak yang masih masa pertumbuhan, pemberian nutrisi yang tepat dapat membantu anak dengan PJB untuk terhindar dari kondisi serius lainnya yaitu malnutrisi dan stunting yang dapat memperburuk kesehatannya. 

“Penderita penyakit jantung membutuhkan kalori lebih akibat kerja jantung yang lebih keras. Kalau kalori mereka kurang, malah menyebabkan anak-anak ini rentan terhadap malnutrisi bahkan sampai gagal tumbuh. Untuk asupannya, penting konsultasikan ke dokter,” ungkap Piprim. 

Penulis : Arlina Laras
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro