Ilustrasi virus Marburg, ini gejala dan pencegahannya/istimewa
Health

Virus Marburg Berisiko Jadi Pandemi, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

Taufan Bara Mukti
Kamis, 23 Februari 2023 - 11:03
Bagikan

Bisnis.com, SOLO - Pandemi Covid-19 mulai terkendali, muncul lagi virus baru yang menggemparkan Afrika bernama virus Marburg. Virus ini disebut berisiko menjadi pandemi.

Negara di Afrika, Equatorial Guinea, melaporkan temuan kasus virus Marburg, penyakit yang sangat menular mirip dengan Ebola, pada Senin (13/2/2023).

Ada sembilan kematian dan 16 terduga (suspect) yang dilaporkan setelah ada satu orang terindikasi positif dari hasil tes virus Marburg.

Virus Marburg bukan virus yang baru ditemukan. Dalam pernyataan di lama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), virus Marburg sudah diidentifikasi sejak 1967.

Awalnya kasus akibat virus Marburg ditemukan di Marburg dan Frankfurt, Jerman. Kemudian ada laporan kasus sporadis di wilayah Afrika seperti Angola, Kongo, Kenya, Afrika Selatan, dan Uganda.

Virus Marburg membawa penyakit demam berdarah yang disebabkan oleh virus Marburg (termasuk dalam famili filovirus yang merupakan satu famili dengan virus Ebola).

Virus ini ditularkan dari kelelawar dan antarmanusia. Penyakit ini bersifat jarang namun dapat mengakibatkan wabah dengan angka kematian yang besar

Virus Marburg dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui darah dan cairan tubuh seperti urin, saliva/air liur, keringat, feses/tinja, bekas muntahan, ASI, dan cairan semen/sperma dari manusia yang masih hidup atau sudah meninggal.

Virus Marburg dapat masuk melalui kulit yang terluka atau membran mukosa yang tidak terlindungi seperti mata, hidung, dan mulut.

Selain itu, virus ini juga dapat menyebar melalui benda-benda seperti pakaian, tempat tidur dan perlengkapannya, jarum suntik, serta alat medis yang telah terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh dari seseorang yang terinfeksi virus Marburg.

Waktu timbulnya gejala (masa inkubasi) bersifat variatif atau berbeda-beda pada setiap orang. Umumnya seseorang akan timbul gejala 2-21 hari setelah terpapar virus Marburg.

Ahli epidemiologi dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, mengatakan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) menyatakan virus Marbrug berpotensi menjadi pandemi sejak 2018. Sebab, wabahnya semakin intensif dalam tiga tahun terakhir.

Untungnya hingga kini Kemenkes mengatakan belum ada kasus positif virus Marburg di Indonesia atau negara-negara tetangga.

Jadi, apa saja gejala virus Marburg dan cara mencegahnya? Berikut ulasannya:

Virus Marburg Berisiko Jadi Pandemi, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

Gejala Virus Marburg

Gejala penyakit virus Marburg dapat muncul secara tiba-tiba dengan disertai demam tinggi, sakit kepala parah, malaise parah, dan nyeri otot. Pada hari ketiga pasca terinfeksi, seseorang dapat mengalami diare berair yang parah, nyeri perut, kram, mual, dan muntah.

Selain itu, pada fase ini seseorang dapat terlihat memiliki mata cekung. Pada 2-7 hari setelah awal gejala, ruam yang tidak gatal bisa timbul.

Gejala berat berupa perdarahan dapat terjadi pada hari kelima hingga ketujuh, dan pada kasus fatal perdarahan terjadi di beberapa area.

Perdarahan dapat terjadi di hidung, gusi, dan vagina serta dapat keluar melalui muntah dan pada feses. Selama fase penyakit yang berat, pasien menderita demam tinggi, dan gangguan pada sistem saraf pusat sehingga dapat mengalami kebingungan dan mudah marah.

Orkitis (radang testis) telah dilaporkan kadang-kadang muncul pada fase akhir penyakit (15 hari).

Dalam kasus yang fatal, kematian paling sering terjadi antara 8 dan 9 hari setelah timbulnya gejala, biasanya didahului oleh kehilangan darah yang parah dan syok.

Dalam wabah terakhir yang sedang berlangsung di Equatorial Guinea, gejala yang dialami kasus konfirmasi dan kasus suspek adalah demam, kelelahan, muntah darah, dan diare.

Cara Mencegah Virus Marburg

  • Mengurangi kontak dengan kelelawar reservoir virus Marburg. Apabila seseorang harus mengunjungi area habitat kelelawar tersebut, maka dapat menggunakan sarung tangan dan alat pelindung lainnya seperti masker.
  • Konsumsi daging secara matang, termasuk saat di daerah wabah virus Marburg.
  • Menghindari kontak dengan orang yang dicurigai atau terinfeksi termasuk cairan tubuhnya.
  • Bagi petugas kesehatan, terapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
  • Mencuci tangan secara rutin terutama ketika mengunjungi seseorang yang sakit atau setelah melakukan penanganan terhadap orang yang sakit di rumah.
  • Melakukan tata laksana penanganan sampel cairan dan jaringan tubuh penderita penyakit virus Marburg dengan sangat hati-hati dan sesuai dengan PPI.
  • Menunda perjalanan pada wilayah yang saat ini terjadi wabah. Bila tidak memungkinkan, perhatikan risiko dan anjuran pemerintah wilayah/negara tujuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro