Bisnis.com, JAKARTA - Kanker ovarium memengaruhi organ reproduksi wanita (ovarium atau indung telur) yang menyimpan sel telur. Siapa pun yang memiliki ovarium dapat terkena kanker ovarium.
Kanker ovarium kebanyakan menyerang wanita berusia di atas 5 tahun. Dilansir dari indiatimes.com, kanker ovarium sering terlambat didiagnosis karena sulit didiagnosis sejak dini karena tidak ada gejala yang terlihat pada tahap awal.
Walaupun sulit didiagnosis secara dini, ada tanda-tanda yang perlu diperhatikan dan diwaspadai oleh wanita.
Ketua Ginekologi dan Onkologi Gynae, Medatna, Gurugram Sabhyata Gupta dalam indiatimes.com menjelaskan mengenai gejala-gejala yang dialami penderita kanker ovarium. Berikut gejala-gejalanya.
- Perut kembung atau bengkak
- Nyeri panggul atau perut
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Kesulitan makan atau merasa cepat kenyang
- Sering buang air kecil
- Kelelahan
- Nyeri punggung
- Sembelit
- Perubahan menstruasi
- Pendarahan dari vagina setelah menopause
Banyak wanita dengan kanker ovarium tidak mengalami gejala sama sekali. Karena itu, kanker ovarium sering disebut sebagai pembunuh diam-diam.
Dr. Gupta mengatakan, sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan ginekologi secara teratur.
Dokter yang melakukan pemeriksaan ginekologi perlu pemeriksaan pada panggul, terutama bagi wanita yang berisiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.
Wanita yang memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium salah satunya adalah diturunkan dalam keluarga atau genetik.
Tidak hanya genetik, wanita yang memiliki kanker payudara atau kanker kolorektal, memiliki mutasi genetik yang dikenal sebagai BRCA1 atau BRCA2, riwayat kanker atau endometriosis, mengalami obesitas, menjalani terapi hormon setelah menopause, atau yang tidak pernah hamil.
Jika memiliki tanda-tanda awal yang sudah disebutkan, Anda perlu melakukan pemeriksaan dan konsultasi mengenai pencegahan atau pengobatan ke dokter. Ketika kanker ovarium terdeteksi secara dini, pengobatan akan lebih cepat. Pengobatan untuk kanker ovarium ada beberapa pilihan, yaitu pembedahan, kemoterapi, atau kombinasi keduanya.
Dilansir dari cdc.gov, tidak ada cara yang diketahui untuk mencegah kanker ovarium, tetapi ada hal-hal yang membuat kemungkinan terkena kanker ovarium lebih rendah sebagai berikut.
- Telah menggunakan pil KB selama lima tahun atau lebih
- Telah menjalani ligasi tuba atau mengikat tuba, kedua indung telur diangkat, atau histerektomi (operasi rahim atau leher rahim diangkat).
- Menyusui
Namun, cara-cara tersebut mungkin tidak berhasil di beberapa orang. Ada beberapa orang yang menyusui lebih dari setahun atau menggunakan pil KB selama lima tahun, tetapi tetap terkena kanker ovarium. Begitu juga sebaliknya.