Bisnis.com, JAKARTA - Ketika menderita penyakit pernapasan yang membuat hidung tersumbat terkadang kita merasa terganggu dan tidak nyaman.
Ada banyak cara untuk mengeluarkan lendir dari hidung dan tenggorokan, salah satunya Gurah.
Gurah merupakan salah satu metode pengobatan alternatif dan tradisional di Jawa, khususnya Yogyakarta.
Dilansir dari ugm.ac.id, guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. dr. Soepomo Soekardono, Sp. THT-KL(K) mengatakan bahwa Gurah dalam bahasa Jawa memiliki arti membersihkan.
Hal yang dibersihkan ini adalah hidung dan tenggorok.
Gurah dapat dilakukan untuk menyembuhkan penyakit hidung dan tenggorok. Pengobatan ini pertama kali diperkenalkan oleh Marzuki pada 1900 di Giriloyo, Wukirsari, Imogiri Bantul.
Menurut Kiai Hisyam dari Imogiri Bantul, pengobatan ini menggunakan bahan dari akar pohon srigunggu yang basah lalu dikeringkan dan digilas sampai keluar busa.
Setelah itu, akar tersebut disaring dengan kain bersih sampai cairan yang diperoleh jernih lalu ditambah dengan air masak.
Dilansir dari situs Warisan Budaya Takbenda Indonesia, gurah digolongkan sebagai pengobatan tradisional ramuan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1076/menkes/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.
Pengobatan ini dilakukan dengan cara memasukkan cairan ke hidung dengan tidur telentang, lalu tidur tengkurap untuk mengeluarkan lendirnya. Proses pengobatannya memerlukan waktu sekitar dua jam.
Gurah dipercaya dapat menyembuhkan penyakit pernapasan, seperti batuk, pilek, dan rinitis.
Berikut manfaat-manfaat pengobatan tradisional gurah
1. Mengeluarkan lendir
Seperti yang sudah dijelaskan, pengobatan ini berfungsi untuk mengeluarkan lendir. Hidung yang tersumbat karena sinus atau riak di tenggorok dapat dikeluarkan dengan pengobatan gurah.
2. Melebarkan pembuluh darah
Bahan utamanya, tanaman Srigunggu atau dalam bahasa latin adalah Clerodendrum Serratum, mengandung Saponin yang bekerja sebagai vasolidator, yakni melebarkan pembuluh darah dan merangsang produksi lendir.
3. Mengurangi frekuensi bersin
Menurut Ketua Program Spesialis Ilmu Kesahatan THT-KL UGM, gurah membuktikan dengan jelas pengurangan frekuensi bersin pada hari kedua setelah digurah.
Walaupun memiliki banyak manfaat, gurah ini juga memiliki efek samping. Penelitian mengenai pengobatan gurah pada rhinitis kronis menunjukkan bahwa sesudah digurah transportasi mukosiliar melambat dibanding sebelum digurah.
Sistem transportasi mukosiliar ini penting bagi sistem pernapasan karena dapat memelihara kesehatan dan pertahanan hidung.
Jika sering melakukan gurah, hidung berpotensi terkena infeksi karena transportasi mukosiliar yang melambat tersebut.
Namun, Prof. Soedomo mengatakan bahwa efek samping ini hanya berlangsung dari hari kedua sampai hari kesepuluh.
Penelitian tersebut juga menemukan beberapa komplikasi dari pengobatan gurah, seperti tuba kataralis, otitis media, rinosinusitis akut berat, tonsilofa-ringitis akut, dan peritonsilitis akut. Hal ini dikarenakan bahan dasar pengobatan gurah masih diperlukan permunian.