Tangkapan layar- Ilustrasi Virus Corona varian Omicron. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Health

Fakta-Fakta Disease X, Calon Wabah Mematikan yang Picu Pandemi Lebih Fatal

Arlina Laras
Senin, 29 Mei 2023 - 09:50
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kendati status kegawatdaruratan global Covid-19 telah dicabut, kini Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengkhawatirakan kemunculan ‘Disease X’ yang bisa menyebabkan pandemi yang lebih mematikan. 

Menurut WHO, Disease X menggambarkan pengetahuan bahwa wabah internasional serius dapat disebabkan oleh patogen yang saat ini tidak diketahui menyebabkan penyakit pada manusia.

Istilah ini diperkenalkan pada 2018 dan termasuk dalam daftar pendek WHO tentang 'penyakit-penyakit prioritas'.

"Ancaman munculnya varian lain yang menyebabkan gelombang baru penyakit dan kematian tetap ada, dan ancaman munculnya patogen lain dengan potensi yang lebih mematikan tetap ada," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam Majelis Kesehatan Dunia ke-76 di Jenewa, Swiss, Senin (22/5/2023). 

Menurutnya, kini tiap pihak penting untuk memulai tindakan perencanaan dan kesiapsiagaan sangat demi melawan wabah yang berisiko menimbulkan dampak yang menghancurkan. 

Berikut fakta-fakta soal Disease X 

1. Belum Memiliki Nama

Disease X adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penyakit yang belum teridentifikasi secara medis namun memiliki potensi untuk berkembang menjadi epidemi yang menghancurkan di masa depan. 

Istilah ini digunakan oleh WHO sebagai pengganti untuk merujuk penyakit yang muncul dari infeksi manusia namun belum diketahui secara spesifik oleh penelitian medis.

Pada awalnya, 'Disease X' digunakan oleh WHO pada tahun 2018. Namun kemudian, Covid-19 muncul dan menggantikan posisi 'Disease X' sebagai penyakit yang menyebabkan pandemi global. 

Setiap kali ada epidemi baru yang diidentifikasi, nama saat ini untuk penyakit tersebut, yaitu 'Disease X', akan digantikan oleh nama baru dari penyakit tersebut.

Pada 2017, WHO pertama kali menerbitkan daftar patogen-patogen yang dapat menyebabkan "pandemi mematikan", dan saat ini daftar tersebut mencakup Covid-19, penyakit virus Ebola, penyakit virus Marburg, demam Lassa, sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS), Nipah, dan Zika, dengan Disease X menjadi entri terbaru.

2. Diduga jadi Penyakit Zoonotik

Zoonotik berarti bahwa penyakit dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Ini berarti bahwa seseorang dapat terinfeksi penyakit tersebut melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau melalui paparan terhadap bahan-bahan yang berasal dari hewan yang terinfeksi. 

Contoh penyakit zoonotik yang telah terjadi adalah Ebola, HIV/AIDS, dan Covid-19, di mana virus-virus tersebut dapat berasal dari hewan dan kemudian menular ke manusia.

3. Gejalanya Mirip Covid-19

Meskipun informasi yang tersedia tentang Disease X terbatas, beberapa karakteristiknya diduga mirip dengan virus SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19. 

Penyakit ini dapat menyebabkan gejala seperti demam tinggi, batuk, dan kegagalan pernapasan. Kemungkinan besar, Disease X adalah jenis virus RNA yang memiliki asam ribonukleat sebagai materi genetiknya.

4. Virus Zombie 

Menurut artikel tahun 2012 di jurnal Infection Control & Hospital Epidemiology, kemungkinan patogen pandemi yang direkayasa juga tidak dapat diabaikan

Para penulis menyatakan pelepasan patogen semacam itu bisa terjadi melalui kecelakaan laboratorium sebagai tindakan bioterorisme yang menyebabkan Disease X sangat berbahaya dan dianggap sebagai ancaman risiko global. 

Kemungkinan lain adalah virus "zombie", yang terkunci di permafrost atau bentang alam beku lainnya selama bertahun-tahun, tetapi dilepaskan karena perubahan iklim

Melansir dari Bisnis, perubahan iklim menghangatkan Kutub Utara, lapisan yang mencair ini dapat melepaskan virus "zombie" kuno yang belum pernah bersentuhan dengan makhluk hidup selama ribuan tahun.

Meski demikian, belum dijelaskan lebih lanjut tentang makhluk hidup yang dimaksud adalah hewan atau manusia. Tetapi, para peneliti mengatakan virus yang berada di lapisan tanah beku ini harus dianggap sebagai ancaman bagi kesehatan manusia, telebih yang mencakup 15 persen daratan di Belahan Bumi Utara.

5. Peringatan Keras dari WHO

Baru-baru ini, Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengeluarkan peringatan keras, mendorong dunia untuk mempersiapkan diri menghadapi pandemi berikutnya yang diyakininya dapat lebih mematikan daripada COVID-19. 

Dalam Sidang Majelis Kesehatan Dunia ke-76, Tedros menyoroti bahwa berakhirnya COVID-19 sebagai darurat kesehatan global tidak berarti berakhirnya ancamannya.

Selain itu, dia menekankan risiko munculnya patogen lain dengan kemungkinan bencana yang lebih besar.

Lantaran hal tersebut, para ahli dan WHO mendorong peningkatan dana untuk pemantauan dan penelitian terhadap agen-agen pandemik potensial guna mempersiapkan diri lebih baik menghadapi wabah yang belum diketahui secara spesifik tersebut.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro