Bisnis.com, JAKARTA - Vitiligo adalah kelainan kulit kronis yang terjadi ketika melanosit, sel yang bertanggung jawab untuk memproduksi melanin, dihancurkan.
Melanin memberi warna pada kulit, rambut, dan mata. “Akibat hilangnya melanosit, bercak pucat atau putih muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk wajah, tangan, kaki, dan alat kelamin,”.
Bercak-bercak ini memiliki ukuran dan bentuk yang tidak beraturan dan dapat membesar secara bertahap.
Mungkin ada sensitivitas dan gatal di area ini dan hilangnya pigmen juga dapat memengaruhi rambut, menyebabkan uban prematur. Tanda-tanda tekanan emosional dapat menjadi jelas ketika individu yang terkena melihat adanya perubahan penampilan.
Dalam beberapa kasus, vitiligo dikaitkan dengan gangguan autoimun, seperti penyakit tiroid atau diabetes tipe 1. Predisposisi genetik juga dianggap sebagai faktor yang berkontribusi, karena individu dengan riwayat keluarga vitiligo berisiko lebih tinggi terkena kondisi tersebut.
Faktor lingkungan, seperti paparan bahan kimia tertentu atau trauma pada kulit, dapat memicu atau memperburuk vitiligo pada individu yang rentan.
Diagnosis dan pengobatan
Dokter kulit biasanya mendiagnosis vitiligo berdasarkan pemeriksaan fisik dan tinjauan riwayat medis. Mereka mungkin menggunakan lampu khusus yang disebut lampu Wood, dermatoskopi atau melakukan biopsi kulit untuk memastikan diagnosisnya.
Pakar akan menilai luas dan distribusi tambalan yang mengalami depigmentasi untuk menentukan pendekatan pengobatan yang tepat.
Selain itu, kelainan dan kondisi autoimun lain yang menyerupai vitiligo harus dikesampingkan selama proses diagnostik.
Meskipun tidak ada obat yang diketahui untuk vitiligo, beberapa pilihan pengobatan bertujuan untuk mengembalikan warna pada area depigmentasi dan mengelola kondisinya.
Kortikosteroid topikal, penghambat kalsineurin, dan analog vitamin D biasanya diresepkan untuk membantu pigmen ulang pada kulit yang terkena. Fototerapi Narrowband ultraviolet B (NB-UVB) dan terapi laser excimer juga dapat merangsang aktivitas melanosit dan meningkatkan repigmentasi.
Dalam kasus di mana perawatan medis tidak efektif, intervensi bedah seperti transplantasi melanosit autologus atau pencangkokan kulit dapat dipertimbangkan.
Mencegah vitiligo merupakan tantangan karena sifatnya yang kompleks dan multifaktorial. Namun, individu dengan vitiligo atau riwayat keluarga dengan kondisi tersebut dapat mengambil langkah-langkah tertentu untuk meminimalkan dampaknya.
Perlindungan sinar matahari sangat penting, karena bercak depigmentasi lebih rentan terhadap sengatan matahari dan kerusakan jangka panjang. Segala jenis iritasi dan trauma kulit harus dihindari untuk mencegah penyebaran vitiligo. Kosmetik kamuflase dapat membantu menyembunyikan area yang terkena dan meningkatkan kepercayaan diri.
Fototerapi dan perawatan laser excimer yang ditargetkan melibatkan pemaparan kulit ke sinar ultraviolet (UV) terkontrol untuk merangsang pengendapan pigmen.
Dalam beberapa kasus, opsi bedah seperti pencangkokan kulit, pencangkokan lepuh, atau tato dapat dipertimbangkan, tetapi seorang profesional medis harus memandu keputusan pengobatan.