Bisnis.com, JAKARTA - Bermain bisa menjadi sarana melatih daya motorik anak sejak kecil.
Dikutip dari Kemenkes, bermain bagi anak usia dini dapat digunakan untuk mempelajari dan belajar banyak hal, dapat mengenal aturan, bersosialisasi, menempatkan diri, menata emosi, toleransi, kerja sama, dan menjunjung tinggi sportivitas.
Kegiatan bermain yang dilakukan anak-anak akan menampakkan sampai di tahap manakah pertumbuhan dan perkembangan yang telah dilampaui oleh anak.
Sehingga, sangat dianjurkan bagi pendidik atau orangtua anak PAUD selalu menyisipkan unsur edukasi dalam setiap kegiatan bermain anak-anak. Kendati demikian, pendidik maupun orangtua dapat ikut masuk ke dunia bermain anak-anak sambil mengamati dan memberikan penilaian.
Orissa Anggita Rinjani, Psikolog dan Co-Founder Rumah Dandelion, menjelaskan bahwa mengajak anak bermain dan berinteraksi di ruang terbuka dapat membantu Si Buah Hati mengembangkan aspek kognitif, motorik, serta bahasa dan sosialnya dengan baik.
“Pembangunan seluruh aspek tersebut akan berdampak pada peningkatan kepercayaan diri Si Buah Hati, sehingga mereka dapat memaksimalkan potensinya dalam belajar dan berkreasi,” jelasnya.
Untuk itu, lanjut Orissa, dalam rangka menstimulasi perkembangan motorik maupun literasi, sehingga mampu memaksimalkan potensi si Buah Hati, beberapa tips yang bisa dilakukan di antaranya:
1. Mengajarkan kosakata baru dengan memanfaatkan suasana di ruang terbuka (tumbuhan, hewan, dan elemen-elemen lingkungan lainnya) guna memberikan pengetahuan dan pengenalan akan kosakatanya.
2. Saat bermain dengan anak, deskripsikan apa yang Buah Hati lihat dengan gerakan yang relevan terhadapnya, seperti misalnya tanaman dengan gerak ‘melihat’, ‘memegang’, ‘memetik’, dan lain sebagainya sehingga meningkatkan pemahamannya terhadap kaitan antara gerakan dan makna kata.
Baca Juga Cermati Permainan Anak Anda |
---|
3. Kembangkan kesadaran terhadap tulisan dengan mengajak anak memperhatikan papan petunjuk di RPTRA. Contohnya membaca papan petunjuk “Pintu Masuk”, “Jangan Injak Rumput” atau simbol-simbol yang ada di taman.
4. Ajak anak berdiskusi tentang situasi sosial di sekitarnya, seperti, ‘Wah ada banyak yang mau perosotan ya, bagaimana supaya tidak rebutan, ya?’ guna menstimulasi pendengaran anak, daya tangkap mengenai orang lain dan mengungkapkan ide.
5. Beri anak kesempatan mendokumentasikan pengalaman luar ruang mereka melalui gambar, tulisan, atau video, agar mereka belajar mengekspresikan bahasa dan refleksi.
Sufintri Rahayu, Direktur Corporate Affairs PT Nestlé Indonesia, mengatakan, untuk mendukung potensi anak usia satu tahun ke atas di Indonesia, Nestlé DANCOW Imunutri melakukan peremajaan ruang publik terbuka ramah anak di lima kota, yakni Jakarta, Banjarmasin, Tebing Tinggi, Makassar, dan Sidoarjo.
menurutnya, dengan memberikan dukungan bagi orang tua, khususnya para Bunda untuk mengoptimalkan stimulasi dan eksplorasi bagi anak usia satu tahun ke atas, maka bersama-sama dapat melahirkan generasi masa depan yang lebih baik bagi bangsa.