Bisnis.com, JAKARTA - Tuli bisa disebabkan oleh banyak hal, seperti genetik, usia, kecelakaan, atau penyakit. Ada beberapa penyakit yang dapat mengganggu pendengaran secara sementara maupun permanen.
Dilansir dari Better Health Channel, terdapat dua jenis gangguan pendengaran adalah gangguan pendengaran konduktif dan gangguan pendengaran sensorineural. Ketika seseorang memiliki kombinasi gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural, itu disebut gangguan pendengaran campuran. Kebisingan dan penyakit tertentu dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Berikut adalah beberapa penyakit yang dapat menyebabkan hilangnya pendengaran atau tuli dilansir dari News24.
1. Otosklerosis
Ini merupakan penyakit mengenai pertumbuhan tulang yang tidak normal di telinga tengah. Dilansir dari Mayo Clinic, penyakit ini dapat mengganggu pergerakan tulang-tulang pendengaran dan menghambat transmisi suara. Seseorang dengan penyakit ini mungkin akan mengalami penurunan pendengaran hingga tuli. Gejala penyakit dapat berupa pusing, telinga berdenging di salah satu atau kedua telinga, dan kehilangan pendengaran secara bertahap.
Pertumbuhan tulang yang tidak normal di dalam telinga bagian dalam mengganggu pergerakan tulang dan membuat gelombang suara sulit untuk ditransmisikan. Ada beberapa metode yang digunakan dokter untuk penyakit ini. Prosedur pembedahan yang disebut stapedektomi dan implan koklea yang dapat membantu mengatasi gangguan pendengaran.
2. Meniere's Disease
Penyakit Meniere adalah gangguan telinga dalam yang dapat menyebabkan gejala seperti kehilangan keseimbangan, perasaan penuh di salah satu atau kedua telinga, pusing, mual, telinga berdenging, dan penurunan pendengaran yang berat. Penyakit ini terjadi akibat peningkatan cairan di dalam telinga dalam yang mengakibatkan tekanan dan kerusakan pada struktur pendengaran.
Penumpukan cairan yang terjadi di bagian telinga yang disebut labirin sehingga menyebabkan keseimbangan terganggu dan gelombang suara terdistorsi. Dokter mungkin meresepkan obat untuk membantu mengendalikan gejala.
3. Usher Syndrome
Usher Syndrome adalah kelainan genetik langka yang menggabungkan gangguan pendengaran dengan masalah penglihatan atau kebutaan. Sindrom Usher dibagi menjadi tiga jenis, yakni anak dengan tipe 1 terlahir tuli, anak dengan tipe 2 terlahir dengan gangguan pendengaran sedang, dan anak-anak dengan tipe 3 terlahir dengan pendengaran normal. Saat ini tidak ada pengobatan untuk sindrom Usher. Perawatan untuk gangguan pendengaran termasuk alat bantu dengar dan implan koklea.
4. Acoustic Neuroma
Acoustic neuroma adalah tumor jinak yang tumbuh pada saraf vestibulokoklear yang mengendalikan pendengaran dan keseimbangan. Gejalanya termasuk gangguan pendengaran dan perasaan penuh di salah satu telinga, pusing, kehilangan keseimbangan, sakit kepala, dan wajah mati rasa atau kesemutan. Dalam kasus yang parah, operasi otak diperlukan untuk mengangkat tumor.
5. Mumps (Gondong-gondongan)
Gondong-gondongan adalah penyakit virus yang dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar ludah. Namun, gondong-gondongan yang parah dapat menyebabkan komplikasi, termasuk peradangan pada telinga dalam yang dapat merusak pendengaran. Gejalanya seperti pembengkakan kelenjar dan pipi, demam, sakit kepala, dan perasaan tidak nyaman secara umum.
Virus gondongan merusak koklea di telinga bagian dalam. Bagian telinga ini mengandung sel-sel rambut yang mengubah getaran suara menjadi impuls saraf yang dibaca otak sebagai suara. Namun, kehilangan pendengaran karena gondongan jarang terjadi. Penyakit gondongan dapat dicegah dengan vaksinasi.
6. German Measles (Rubella)
Infeksi rubella selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai kelainan pada janin, termasuk gangguan pendengaran. Janin yang terpapar rubella dapat mengalami gangguan pendengaran sensorineural yang serius. Penyakit ini dapat terjadi tanpa menunjukkan gejala apa pun. Namun, ada beberapa gejala yang mungkin muncul, seperti ruam berwarna merah muda, demam, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar getah bening, dan konjungtivitis.
7. Paget's Disease
Paget's disease adalah gangguan tulang yang dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk tulang di sekitar telinga. Struktur tulang yang melemah menyebabkan masalah seperti kelainan bentuk tulang dan mudah patah. Dalam beberapa kasus tidak ada gejala. Namun, gejala bisa berupa nyeri tulang dan sendi kaku.