Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa bulan yang lalu, ada seseorang yang mengatakan di media sosial mengenai racun lebah sebagai pengobatan awal kanker. Faktanya, itu tidak benar dan malah dapat membahayakan pasien.
Dilansir dari USA Today, para ahli mengatakan bahwa klaim tersebut tidak berdasar dan berpotensi berbahaya. Penelitian memang telah menemukan racun lebah berhasil membunuh sel kanker dalam percobaan laboratorium, tetapi penelitian semacam itu masih dalam tahap yang sangat awal dan belum tentu berhasil pengobatan pada manusia.
"Demi keselamatan mereka sendiri, dalam keadaan apa pun orang tidak boleh mencoba mengobati kondisi kanker payudaranya dengan sengaja disengat lebah," kata Peter Leedman, direktur institut dan seorang profesor kedokteran di University of Western Australia.
Kwon Na Yeon dan peneliti lain telah meneliti mengenai aktivitas antikanker pada racun lebah untuk kanker payudara. Kanker payudara merupakan kanker yang ganas yang paling umum di antara wanita di seluruh dunia. Jumlah wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara meningkat setiap tahun karena perkembangan alat diagnostik dan perubahan gaya hidup.
Dalam penelitian tersebut, mereka mengonfirmasi bahwa racun lebah mengontrol metastasis sel kanker payudara dan menurunkan viabilitas sel sebanding dengan dosis dan waktu. Mereka lalu mengidentifikasi sitotoksisitas, apoptosis, penargetan, regulasi ekspresi gen, dan lisis sel sebagai mekanisme penghambatan sel kanker payudara.
Adapun penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Precision Oncology meneliti hal yang sama. Mereka meneliti mengenai racun lebah madu dan melittin disangkutkan dengan pertumbuhan kanker payudara. Komponen aktif racun lebah madu merupakan melittin. Ini terdiri dari setengah racun lebah madu dengan berat kering.
Melittin menyebabkan kematian sel dengan membentuk pori-pori toroidal transmembran. Racun lebah madu dan melittin telah menunjukkan efek anti tumor pada melanoma, kanker paru-paru non-sel kecil, glioblastoma, leukemia, ovarium, serviks, dan kanker pankreas. Oleh karena itu, para peneliti ingin melihat aktivitas komponen ini pada kanker payudara.
Dalam studi tersebut, racun dari lebah madu Eropa yang dikumpulkan di Perth, Australia dan peptida melittin dievaluasi dalam uji yang mewakili subtipe kanker payudara intrinsik dan dalam sel yang tidak berubah. Hasilnya, racun lebah madu menunjukkan selektivitas antikanker yang tinggi. Studi mutasi mengungkapkan bahwa urutan melittin C-terminal bermuatan positif memediasi interaksi membran plasma dan aktivitas antikanker.
Sebuah studi baru yang diterbitkan pada 21 Juli 2023, komponen dalam racun lebah, seperti melittin, telah ditemukan memiliki efek sitotoksik yang nyata pada studi kanker payudara. BV atau melittin, sendiri atau dikombinasikan dengan kemoterapi, menginduksi apoptosis pada sel kanker payudara, menunjukkan aktivitas antiproliferatif, dan menghambat migrasi sel.