Vape/Istimewa
Health

Pemerintah Perlu Dorong Kajian Ilmiah Produk Tembakau Alternatif

Rio Sandy Pradana
Sabtu, 12 Agustus 2023 - 17:00
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah dinilai perlu berperan dalam memperbanyak kajian ilmiah produk tembakau alternatif sebagai salah satu upaya untuk menekan angka perokok di Indonesia.

Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo), Dimas Syailendra berpendapat informasi komprehensif mengenai profil risiko dan manfaat dari produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik (vape), dan kantong nikotin, perlu diketahui oleh semua pihak.

Dia menambahkan informasi tentang profil risiko dan manfaat produk tembakau alternatif masih simpang siur dan masih memerlukan kajian lebih lanjut. Akibatnya, masyarakat, khususnya perokok dewasa, tidak memiliki informasi yang akurat dan menyeluruh.

“Informasi berdasarkan kajian ilmiah tersebut diperlukan untuk membuat keputusan yang lebih baik bagi mereka [perokok dewasa] yang ingin terus menggunakan produk mengandung nikotin,” kata Dimas dalam siaran pers, Sabtu (12/8/2023).

Terlebih lagi, lanjutnya, jika informasi tersebut dihasilkan oleh lembaga dan pihak yang kompeten serta kredibel sebagai pihak yang memiliki otoritas dan pembuat kebijakan, pemerintah memiliki kompetensi dan peran sentral dalam mendukung masifnya kajian ilmiah produk tembakau alternatif.

Dimas menilai pemerintah dapat menjadi fasilitator yang baik dalam berbagai kolaborasi antarpemangku kepentingan seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian, industri, organisasi, dan masyarakat.

Dia menjelaskan dengan dukungan pemerintah masing-masing pemangku kepentingan dapat memberikan kontribusi yang maksimal sesuai dengan kemampuannya untuk pengembangan penelitian produk tembakau alternatif.

Lebih lanjut, Dimas menjelaskan ada enam upaya yang diperlukan agar hasil kajian ilmiah mengenai produk tembakau alternatif dapat semakin optimal dan mengakomodasi semua pihak.

Pertama, melibatkan semua pemangku kepentingan. Kedua, kerja sama dan kolaborasi antarpemangku kepentingan yang dapat meningkatkan akses terhadap sumber daya, memperluas cakupan penelitian, serta memperkuat validitas dan relevansi hasil kajian ilmiah.

Ketiga, metode penelitian yang sesuai. Keempat, adanya pembiayaan penelitian yang memadai.

Kelima, transparansi informasi dalam bentuk publikasi hasil kajian ilmiah kepada publik. Terakhir, menyediakan semua informasi penelitian yang jelas pada media yang kredibel.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Dwinita Wikan Utami mengatakan kajian ilmiah terkait produk tembakau alternatif masih sedikit. Dia mengapresiasi akademisi dari berbagai perguruan tinggi yang sudah mulai menggencarkan kajian ilmiah mengenai produk tembakau alternatif.

“Kita perlu meningkatkan kajian atau riset karena masalah tembakau itu penting,” ujarnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro