Ilustrasi pria mengalami gejala kanker paru-paru/Freepik
Health

Dokter Paru Dukung Kerja Hybrid, Ini Efek Polusi Udara pada Kesehatan

Mutiara Nabila
Selasa, 15 Agustus 2023 - 17:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengusulkan agar pemerintah khususnya Pemerintah Daerah DKI Jakarta bisa kembali mempertimbangkan hybrid working. 

Jokowi meminta kantor untuk kembali menerapkan work from home (WFH) bagi karyawan dengan aturan 75:25 atau 25:75. 

Usulan ini disampaikannya sebagai upaya menangani masalah kualitas udara Jabodetabek selama satu pekan terakhir mendapat nilai yang sangat buruk.

Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan menyetujui bahwa kerja hybrid antara kerja di rumah dan di kantor bisa menjadi solusi sementara pada polusi udara yang semakin buruk di DKI Jakarta dan sekitarnya. 

Melalui cuitan di akun Twitternya, dikutip Selasa (15/8/2023) Dokter Erlina mengatakan kerja hybrid bermanfaat untuk semua. Selain menghemat bahan bakar, waktu perjalanan, lebih efektif, yang ujungnya akan menurunkan polusi. 

"Belajar dari masa pandemi, rasanya produktivitas tidak terpengaruh dan merupakan sistem kerja yang lebih sehat," ujarnya. 

Dokter Erlina juga menjelaskan berbagai efek samping dari paparan polusi udara terhadap paru yang tidaklah main-main. 

Adapun, tingkat keparahannya sendiri dipengaruhi berbagai kombinasi, tergantung pada kombinasi faktor seperti tingkat dan durasi paparan, polutan spesifik yang ada, status kesehatan tiap individu, dan kondisi paru yang sudah ada sebelumnya.

Lalu bagaimana polusi bisa pengaruhi paru-paru?

Dokter Erlina menjelaskan terpapar polusi udara secara terus menerus dapat menyebabkan penurunan fungsi paru secara bertahap. Paru tidak bisa menjalankan fungsinya dengan maksimal, dan akibatnya ketahanan fisik dan kualitas hidup pun menurun.

Selanjutnya, adanya peningkatan risiko infeksi saluran pernapasan seperti ISPA, pneumonia, dan bronkitis karena melemahnya kekebalan. Anak-anak dan orang tua lebih rentan terhadap infeksi ini.

Selain itu, serangan asma juga akan lebih sering terjadi dan lebih parah saat terpapar udara yang tercemar, terlebih polusi udara dikenal sebagai pemicu serangan asma.

Paparan polusi tingkat tinggi dengan jangka waktu panjang juga dikaitkan dengan perkembangan penyakit paru-paru kronis seperti COPD atau PPOK. Penyakit ini ditandai dengan keterbatasan aliran udara, bronkitis kronis, dan emfisema.

Tak hanya itu, terpapar polusi terlalu sering uga meningkatkan risiko kanker dari karsinogen di udara karena kontak yang terlalu lama.

Kemudian, risiko gangguan perkembangan paru pada anak juga meningkat yang dapat bertahan hingga dewasa dan risiko komplikasi parah dan rentan gejala pada orang yang telah memiliki kondisi paru-paru kurang baik, penyakit kardiovaskular, atau masalah kesehatan kronis lainnya.

"Oleh karena itu mari bersama-sama menjaga lingkungan kita dan mencari solusi yang efektif untuk mengatasinya," ujarnya.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro