Capcay Seafood/gofood
Health

Jepang Buang Limbah Nuklir ke Laut, Ini Dampaknya pada Seafood

Redaksi
Kamis, 31 Agustus 2023 - 09:14
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Jepang telah membuah limbah air Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) ke Samudera Pasifik sejak Kamis, 24 Agustus 2023. Hal ini membuat panik penduduk Asia, karena dikhawatirkan berdampak negatif pada makanan laut atau seafood.

Dilansir dari BBC, tsunami yang terjadi pada tahun 2011 telah merusak pembangkit listrik nuklir Jepang. Lebih dari satu juta ton air limbah yang telah diolah akan dibuang ke laut secara bertahap.

Oleh karena itu, Jepang sudah berencana melakukam pembuangan limbah nuklir jauh-jauh hari, tepatnya dua tahun lalu. Meskipun mendapat dukungan dari badan pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), rencana tersebut sangat kontroversial di Jepang karena masyarakat setempat menyatakan kekhawatirannya terhadap kontaminasi.

Rencana kontroversial Jepang untuk membuang air limbah yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik telah memicu kecemasan dan kemarahan di dalam dan luar negeri. Kelompok industri perikanan di Jepang dan wilayah sekitarnya juga mengkhawatirkan mata pencaharian mereka karena mereka khawatir konsumen akan menghindari membeli makanan laut.

Tidak hanya warga lokal, dari luar negeri, seperti Tiongkok dan Korea Selatan, juga menentang rencana tersebut. Dilansir dari Reuters, Tiongkok kembali menegaskan penolakannya terhadap rencana tersebut dan mengatakan pemerintah Jepang belum membuktikan bahwa air yang dibuang aman. Hal itu membuat Jepang mengkritik balik Tiongkok karena menyebarkan klaim yang tidak berdasar secara ilmiah.

Dilansir dari Time, pemerintah Tiongkok dan Hong Kong telah mengambil langkah-langkah untuk melarang impor ikan, garam laut, dan rumput laut dari Jepang. Masyarakat Korea Selatan, meskipun ada jaminan dari pemerintah mereka sendiri, juga telah mulai menghindari makanan laut dari Jepang di tengah kekhawatiran mengenai risiko radioaktivitas.

Para ilmuwan sepakat bahwa bahan radioaktif dapat membunuh manusia. Namun, pada saat yang sama, setiap orang, di mana pun, terpapar radioaktivitas setiap hari. Lautan sudah mempunyai cukup banyak radioaktivitas, jauh sebelum Jepang mulai membuang air limbahnya yang sudah diolah ke Pasifik. 

Manajer pembangkit listrik Tokyo Electric Power Company (TEPCO), pemerintah Jepang, dan lembaga internasional telah melakukan berbagai penilaian terhadap proses penyaringan untuk mendekontaminasi air, dan mereka telah menyatakan rencana tersebut aman menurut standar ilmiah.

Rudolf Wu, seorang profesor ilmu lingkungan di Universitas Pendidikan Hong Kong, mengatakan bahwa risiko efek radiotoksik bergantung pada konsentrasi paparan dan durasi paparan. Untuk kondisi ini, risikonya akan sangat-sangat rendah, tetapi bukan nol risiko.

IAEA sudah mengeluarkan pernyataan bahwa makanan laut yang terpapar limbah tersebut aman dikonsumsi. Makanan laut atau seafood di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir memang terkontaminasi, tetapi masih pada tingkat di atas batas peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah Jepang. Lalu, tindakan pengendalian telah dilakukan untuk mencegah penyebarannya.

Pernyataan IAEA juga mengatakan bahwa kontaminasi radionuklida, jika ada pada makanan laut di luar wilayah ini, akan berada jauh di bawah ancaman kesehatan masyarakat, bahkan di kepulauan Pasifik dengan konsumsi makanan laut yang tinggi. (Salma Permata Dewi)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro