Ilustrasi menopause pada perempuan dan cara mengatasinya
Health

Beragam Risiko Penyakit yang Mengintai Perempuan Menopause

Redaksi
Minggu, 3 September 2023 - 17:26
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Hampir semua perempuan akan mengalami menopause. Menopause adalah fase dalam kehidupan seorang perempuan ketika menstruasi berhenti secara permanen.

Dilansir dari Mayo Clinic, menopause merupakan proses alami yang biasanya terjadi saat perempuan memasuki usia pertengahan akhir 40-an hingga awal 50-an. Menopause terjadi karena penurunan produksi hormon reproduksi utama, yaitu estrogen dan progesteron, oleh ovarium. Seseorang yang mengalami menopause mungkin merasakan beberapa gejala fisik dan emosional.

Gejala fisik dan gejala emosional menopause dapat mengganggu tidur Anda, menurunkan energi, atau memengaruhi kesehatan emosional. Ada banyak pengobatan efektif yang tersedia, mulai dari penyesuaian gaya hidup hingga terapi hormon. Pada bulan-bulan atau tahun-tahun menjelang menopause, Anda mungkin mengalami tanda dan gejala berikut ini.

- Haid tidak teratur
- Kekeringan vagina
- Panas dingin
- Berkeringat di malam hari
- Masalah tidur
- Perubahan suasana hati
- Pertambahan berat badan dan metabolisme melambat
- Rambut menipis dan kulit kering
- Hilangnya kepenuhan payudara

Tanda dan gejala, termasuk perubahan menstruasi bisa berbeda-beda pada setiap wanita. Kemungkinan besar, Anda akan mengalami ketidakteraturan dalam menstruasi sebelum berakhir. Dilansir dari Everyday Health, menurut Office on Women's Health (OWH), perubahan lain terkait penuaan, seperti metabolisme yang lebih lambat, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, osteoporosis, dan kondisi lainnya.

Ada beberapa kondisi kesehatan umum yang dapat meningkatkan risiko setelah menopause.

Berikut adalah penyakit-penyakit yang mengintai perempuan menopause.

1. Penyakit jantung

Bahaya paling signifikan yang perempuan hadapi setelah menopause adalah penyakit jantung. Menurut AHA, hampir sepertiga wanita mengidap penyakit kardiovaskular dan tingkat serangan jantung mulai meningkat sekitar satu dekade setelah menopause.

Alasan utamanya adalah estrogen membantu menjaga pembuluh darah tetap fleksibel sehingga berkontraksi dan melebar untuk mengakomodasi aliran darah. Begitu estrogen berkurang, manfaat ini hilang.

2. Osteoporosis

Sebuah penelitian pada 2017 di Journal of Clinical, wanita empat kali lebih mungkin terkena osteoporosis dibandingkan pria. Sebelum menopause, tulang wanita dilindungi oleh estrogen, tetapi pada tahun sebelum periode menstruasi terakhir dan berlanjut selama sekitar tiga tahun setelahnya, pengeroposan tulang terjadi dengan cepat.

3. Pertambahan beratbadan

Menopause mempunyai pengaruh yang pasti terhadap metabolisme seorang wanita. Menurut penelitian dari SWAN yang diterbitkan pada Maret 2019 di jurnal JCI Insight, menopause menyebabkan tubuh bertambah gemuk dan kehilangan massa jaringan tanpa lemak. Ini terjadi kira-kira dua tahun sebelum periode menstruasi terakhir hingga dua tahun memasuki masa pascamenopause.

4. Infeksi saluran kemih

Setelah menopause, penurunan kadar estrogen dapat menyebabkan jaringan vagina menjadi lebih tipis dan kering. Hal ini dapat memudahkan bakteri berkembang biak yang pada akhirnya dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK). Kondisi ISK umumnya meningkat seiring bertambahnya usia.

5. Inkontinensia urin

Kesulitan mengendalikan kandung kemih bisa dimulai pada perimenopause dan berlanjut selama bertahun-tahun setelahnya. Inkontinensia urgensi terjadi ketika kebocoran disertai dengan keinginan yang tidak terkendali untuk segera ke kamar mandi.

6. Diabetes

Wanita yang sudah memasuki masa menopause lebih rentan terkena diabetes karena adanya perubahan hormon estrogen yang dapat mempengaruhi insulin. Kondisi ini bisa memicu gula darah menjadi tidak terkontrol.

7. Masalah mulut dan gusi

Menurunnya kadar hormon estrogen dalam tubuh juga mempengaruhi kesehatan mulut dan gusi wanita. Penurunan hormon ini dapat meningkatkan risiko gigi berlubang dan penyakit gusi pada wanita.

8. Penyakit liver

Perubahan hormon reproduksi pada wanita pascamenopause juga dapat menyebabkan penyakit liver. Jika kadar hormon estrogen menurun, itu akan meningkatkan risiko penyakit liver akibat gangguan fungsi hati. (Salma Permata Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro