Bisnis.com, JAKARTA - Keracunan adalah kondisi dimana tubuh kemasukan bahan berbahaya untuk kesehatan.
Keracunan bisa terjadi pada pria atau perempuan, pada anak hingga orang dewasa.
Keracunan pada masa kanak-kanak sering kali terjadi akibat tertelannya bahan kimia rumah tangga secara tidak sengaja, sedangkan keracunan pada orang dewasa biasanya terkait dengan obat-obatan dan diakibatkan oleh overdosis obat yang tidak disengaja.
Tanda dan gejala keracunan bervariasi tergantung pada jenis racun, seberapa banyak racun yang terlibat, dan bagaimana orang tersebut terpapar.
Tanda dan gejala yang harus diwaspadai antara lain
- Pusing, disorientasi, mengantuk, dan pingsan
- Mual, muntah, diare, dan sakit perut
- Ruam
- Luka atau kemerahan di sekitar mulut
- Air liur menetes atau berbusa
- Kesulitan bernapas
- Sakit kepala
- Gemetar
- Kejang (aktivitas listrik yang tidak terkontrol di otak)
Penyebab dan Keracunan yang Umum
Mayoritas keracunan terjadi secara tidak sengaja dan dapat dicegah. Lima jenis keracunan yang paling umum adalah makanan, karbon monoksida, bahan kimia rumah tangga, alkohol, dan obat-obatan.
1. Makanan
Keracunan makanan adalah penyakit yang disebabkan oleh makanan atau air yang terkontaminasi patogen (bakteri dan virus), parasit, atau racun. Hal ini bisa disebabkan oleh mengonsumsi buah dan sayuran yang tidak dicuci atau mengonsumsi daging mentah, unggas, dan makanan laut.
Tergantung pada jenis keracunan makanan, gejalanya bisa berkisar dari ringan hingga berat. Gejala umumnya meliputi sakit perut, kram perut, mual, muntah, diare, dan demam.
2. Karbon monoksida
Karbon monoksida (CO) adalah gas beracun yang dihasilkan dari pembakaran bensin, kayu, propana, arang, dan bahan bakar lainnya.
CO tidak memiliki rasa, bau, atau warna. Jika Anda menghirup terlalu banyak CO ke dalam paru-paru, kondisi berbahaya yang disebut keracunan karbon monoksida dapat terjadi.
CO dengan mudah masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru. Ketika CO memasuki aliran darah, ia berikatan lebih besar dengan hemoglobin (protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh) dibandingkan oksigen. Hal ini mencegah oksigen mencapai jaringan dan sel, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang serius, bahkan kematian.
3. Bahan Kimia Rumah Tangga
Banyak bahan kimia rumah tangga yang beracun, meskipun Anda menggunakannya sesuai petunjuk. Pembersih rumah tangga juga tidak boleh dicampur, karena dapat menghasilkan gas beracun.
Misalnya, pencampuran pemutih dan amonia menghasilkan gas kloramin, yang dapat mengiritasi hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Dalam konsentrasi besar, menghirup kloramin dapat menyebabkan kematian.
Bahan kimia rumah tangga yang umum termasuk antibeku, oli motor, cat lateks, baterai, pembersih serbaguna, pemutih, pestisida, dan banyak lagi. Menelan atau menghirup bahan kimia ini dapat menyebabkan kondisi serius yang mengancam jiwa, bahkan kematian.
4. Alkohol
Keracunan alkohol terjadi ketika alkohol tertelan dalam jumlah besar dalam waktu singkat (pesta minuman keras). Hal ini dapat menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi, termasuk kejang, sianosis (warna biru karena kekurangan oksigen dalam darah), dan hipotermia (suhu tubuh rendah).
Keracunan alkohol adalah kondisi yang serius. Persentase alkohol dalam darah yang tinggi dapat menyebabkan area otak yang mendukung pernapasan, detak jantung, dan fungsi penting lainnya mulai mati.
Obat-obatan
Keracunan obat (atau overdosis obat) adalah jenis keracunan yang paling umum terjadi pada orang dewasa. Ini terjadi ketika obat-obatan disalahgunakan atau dikonsumsi dalam jumlah besar.
Ketika beberapa obat seperti Tylenol (acetaminophen) dikonsumsi dalam dosis yang terlalu tinggi, obat tersebut dapat membebani hati dan membuatnya tidak mampu memetabolisme (memecah) obat. Dengan demikian, keracunan obat dapat mengubah fungsi hati, menyebabkan kerusakan atau kegagalan hati yang tidak dapat diperbaiki.
Obat lain dalam jumlah berlebihan dapat merusak berbagai sistem organ (misalnya ginjal) atau menekan fungsi seperti pernapasan atau sirkulasi darah.
Pengobatan dan cara mengatasinya
Untuk pengobatan dan cara mengatasinya tergantung pada jenis keracunan yang Anda alami, pengobatannya akan bervariasi. Penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk menilai orang tersebut dengan benar untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Penangkal adalah obat yang menetralkan atau menangkal efek racun dalam tubuh. Penangkal dapat diberikan melalui jalur intravena (IV) yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah di lengan. Tidak semua racun mempunyai penawarnya.
Antibiotik adalah obat yang menghentikan atau membunuh pertumbuhan bakteri. Penyedia layanan kesehatan Anda mungkin meresepkan antibiotik untuk beberapa jenis keracunan makanan akibat bakteri.
Jika Anda mengalami keracunan CO, Anda mungkin diminta untuk menghirup oksigen murni melalui masker yang dipasang di hidung dan mulut. Jika Anda tidak dapat bernapas sendiri, mesin (ventilator) dapat membantu Anda bernapas.
Dalam kasus keracunan CO yang parah, terapi oksigen hiperbarik (HBOT) dapat digunakan. Terapi ini melibatkan menghirup oksigen murni dalam ruangan dengan tekanan udara 2 hingga 3 kali lebih tinggi dari biasanya. Dengan melakukan hal ini, terapi ini mempercepat penggantian karbon monoksida dengan oksigen dalam darah Anda.
Adapun cara lain mengobati orang yang mengalami keracunan makanan secara alami diantaranya meminum teh, air jahe,memakan kulit delima yang telah diparut halus, lidah buaya yang telah diolah menjadi jus dan yogurt yang dapat menyembuhkan muntah dan sakit perut.
Pertolongan pertama karena keracunan dilansir dari Kemenkes
1. Cukupi Kebutuhan Cairan Tubuh
Diare dan muntah akibat dari keracunan makanan bisa menyebabkan tubuh kehilangan banyak cairan. Anda perlu mengembalikan cairan yang hilang ini dengan minum lebih banyak air untuk mencegah dehidrasi. Selain minum air putih, minumlah minuman elektrolit atau sup hangat untuk mengembalikan cairan dan elektrolit tubuh anda. Minumlah secara perlahan agar tidak mual.
2. Konsumsi Makanan Yang Tepat
Ketika gejala keracunan muncul, anda disarankan untuk tidak memakan makanan apapun selama beberapa jam. Setelah anda merasa nyaman, cobalah makan makanan yang mudah dicerna seperti makanan yang rendah lemak, rendah serat tanpa banyak rasa tambahan. Beberapa contoh makanan tersebut adalah bubur, kentang,pisang dan madu. Anda juga harus menghindari makanan pedas dan berminyak serta makanan dan minuman asam karena dapat memperburuk gejala. Anda juga harus menghindari minuman yang mengandung alkohol,kafein atau susu.
3. Hindari Mengonsumsi Obat Tanpa Resep Dokter
Diare dan muntah pada keracunan makanan adalah proses alami tubuh mengeluarkan racun dari saluran pencernaan. Pada saat mengalami keracunan makanan sebaiknya hindari obat antidiare seperti loperamide. Hal itu karena mengonsumsi obat diare sebenarnya dapat memperparah gejala keracunan.
Selain itu gejala diare akibat keracunan makanan tidak selalu memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Ini karena antibiotik tidak mengobati keracunan makanan yang disebabkan oleh virus atau parasit. Apabila gejala tersebut memerlukan pengobatan dengan antibiotik maka sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
4. Konsumsi Jahe
Untuk meredakan mual dan sakit perut, cobalah minum air jahe. Air jahe memiliki efek menenangkan untuk saluran pencernaan. Selain jahe, keracunan makanan juga bisa diatasi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik seperti yoghurt.
5. Cukupi Waktu Istirahat
Ketika keracunan makanan, beristirahatlah yang cukup agar sistem kekebalan tubuh terjaga dengan baik. Sistem kekebalan tubuh sangat diperlukan untuk melawan bakteri penyebab keracunan. Selain itu gejala keracunan makanan juga membuat tubuh terasa lemas sehingga nada perlu banyak istirahat untuk memulihkan energi anda.