Bisnis.com, JAKARTA — Seringkali seseorang yang telah lanjut usia akan mengalami gangguan kognitif atau masalah dengan ingatan mereka. Namun, ternyata musik mampu menjaga otak untuk memperlambat masalah kognitif.
Pertambahan usia seringkali melibatkan serangkaian tantangan, seperti penurunan kognitif, depresi di usia lanjut, dan isolasi sosial. Mendorong keberhasilan penuaan guna mencegah dan membatasi gangguan kognitif dan emosional menjadi sangat penting. Musik adalah alat yang menjanjikan untuk meningkatkan kognisi dan meningkatkan kesejahteraan.
Penurunan kognitif, disebut juga gangguan kognitif, dapat terjadi secara tiba-tiba atau bertahap, dan dapat bersifat permanen atau sementara. Hal Ini bisa menakutkan bagi orang yang mengalami gejala tersebut serta keluarga dan teman-temannya.
Mengutip psychologytoday.com pada Jumat (27/10/2023), musik memiliki potensi dalam memberikan manfaat untuk masalah kognitif.
musik adalah alat yang ampuh untuk melawan gangguan emosional dan kognitif terkait penuaan. Musik merupakan aktivitas yang menyenangkan dan sosial, dapat diakses oleh siapa saja tanpa memandang latar belakangnya (misalnya, pencapaian pendidikan, pengalaman musik sebelumnya).
Berikut adalah 5 potensi musik dalam manfaat kognitif:
1. Cadangan kognitif
Cadangan kognitif adalah daya tahan pikiran terhadap kerusakan otak yang berkaitan dengan usia. Penelitian telah menunjukkan bahwa pengalaman hidup yang merangsang misalnya, tingkat pendidikan, pekerjaan yang menantang mental, dan kebiasaan gaya hidup seperti keterlibatan sosial, dan aktivitas fisik berhubungan dengan ketahanan yang lebih tinggi terhadap penyakit otak yang berkaitan dengan usia.
Musik dikenal merangsang secara kognitif dan dapat berkontribusi dalam membangun cadangan tersebut sepanjang hidup. Musik memberikan tuntutan unik pada sistem saraf misalnya, persepsi, kontrol kognitif, memori, dan keterampilan motorik.
Misalnya, keahlian musik seumur hidup tampaknya mengurangi penurunan kognitif. Namun, tidak perlu menjadi musisi profesional untuk mendapatkan manfaat dari pelatihan musik. Penelitian menunjukkan bahwa pelatihan musik jangka pendek pun memperkuat kognisi pada lansia.
2. Plastisitas Otak
Konsep neuroplastisitas menunjukkan bahwa otak dapat dibentuk dan diubah oleh pengalaman. Yang penting, hal ini terjadi seiring berjalannya waktu dan sebagai respons terhadap keterampilan baru yang spesifik.
Hasil penelitian telah mengidentifikasi perbedaan struktural dan fungsional antara otak musisi dan non-musisi, terutama di wilayah yang berkaitan dengan kontrol motorik dan pemrosesan pendengaran.
Bukti menunjukkan bahwa intervensi musik jangka pendek pun dapat meningkatkan plastisitas otak dan meningkatkan volume materi abu-abu. Misalnya, dalam sebuah penelitian, orang dewasa berusia 60 hingga 85 tahun tanpa pengalaman musik sebelumnya menunjukkan peningkatan kefasihan verbal dan kecepatan pemrosesan setelah beberapa bulan mengikuti pelajaran piano mingguan.
3. Musik Latar
Bahkan mendengarkan musik secara pasif dapat meningkatkan kemampuan kognitif (misalnya pemahaman membaca atau kemampuan mengemudi) yang penting dalam kehidupan sehari-hari pada orang lanjut usia.
Misalnya, paparan pasif sederhana terhadap musik latar (khususnya musik klasik) selama tugas kognitif terbukti meningkatkan proses kognitif orang dewasa yang lebih tua, seperti kecepatan pemrosesan, memori kerja, dan memori episodik. Mendengarkan musik yang merangsang suasana hati positif meningkatkan kinerja kognitif.
4. Memori
Musik dapat membuka pintu yang terlupakan untuk ingatan kita - seperti pernikahan, tarian sekolah, dan pesta - dengan sedikit upaya kognitif. Musik membantu mengingat semua kenangan yang telah kamu hubungkan dengan sebuah lagu.
Sebagai contoh, "Bump kenangan" adalah konsep yang digunakan untuk menggambarkan memori yang ditingkatkan untuk peristiwa yang terjadi selama masa remaja dan dewasa awal yang seringkali tajam. Lagu menjadi soundtrack untuk waktu tertentu, seperti selama musim panas yang nongkrong dengan sekelompok teman tertentu.
5. Pengaturan Suasana Hati
Musik memiliki kekuatan besar untuk membangkitkan emosi yang kuat dan kesenangan yang intens, sehingga mengubah suasana hati dan gairah subjektif.
Musik, sebagai stimulus emosional, dapat digunakan sebagai bantuan untuk melepaskan diri dari kehidupan sehari-hari melalui imajinasi atau pembangkitan kenangan otobiografi. Selain itu, aktivitas musik seringkali melibatkan fungsi sosial yang mendorong kontak sosial, empati, kerja sama, dan rasa memiliki dengan orang lain. (Ernestina Jesica Toji)