Bisnis.com, JAKARTA — Putus dari seseorang yang dicintai akan terasa sangat sulit. Hal ini mungkin akan lebih sulit ketika kamu memutuskan untuk move on darinya padahal masih mencintai.
Move on merupakan suatu istilah untuk melepaskan seseorang yang pernah ada di masa lalu seperti mantan. Kondisi ini merupakan suatu hal yang sering dilakukan oleh banyak orang ketika telah putus hubungan.
Faktanya, beberapa orang akan sulit melepaskan dengan alasan masih mencintai atau sulit menemukan seseorang yang sama ataupun alasan lainnya.
Ketika seseorang kesulitan untuk move on, maka itu akan berdampak pada perasaan sehingga dapat membuat seseorang terus merasa sedih dan hilangnya kebahagiaan.
Seperti dikutip dari psychologytoday.com pada Senin (13/11/2023), ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melepaskan seseorang yang masih dicintai meliputi:
1. Memutuskan Kontak
Beberapa orang mungkin beranggapan memutuskan kontak dengan mantan seperti menghapus kontaknya ataupun berhenti mengikuti di sosial media merupakan suatu hal yang tidak dewasa. Namun faktanya melakukan hal tersebut akan sangat membantu kamu dalam move on.
Banyak orang berpegang pada gagasan berteman dengan mantan sebagai cara untuk menjaga kemungkinan hubungan tetap hidup karena gagasan melepaskan sepenuhnya tampaknya terlalu berlebihan.
Meskipun, bergantung pada situasinya, persahabatan pada akhirnya bisa terwujud, namun menjadi teman tidak bisa terjadi secara tulus sampai kamu sudah sembuh dari sebagian besar atau bahkan seluruh rasa sakit, yang membutuhkan waktu.
Menjadi sahabat bagi diri sendiri adalah hal terpenting saat putus cinta dan itu berarti tidak menempatkan diri dalam situasi yang tidak membuat kamu merasa baik. Saat kamu terluka, kamu akan rentan untuk menangis.
Melindungi diri kamu dengan batasan yang sehat adalah bagian penting dari perawatan diri yang baik. Beritahu mantan kamu dengan sopan bahwa kamu membutuhkan ruang dan memilih untuk tidak menghubunginya untuk saat ini.
2. Melepaskan Ekspektasi
Banyak orang tidak menyadari bahwa sebagian besar rasa sakit yang mereka alami saat putus cinta tidak ada hubungannya dengan hubungan yang sebenarnya mereka jalin melainkan tidak sesuai dengan ekspektasi yang diinginkan.
Hubungan selalu berakhir karena suatu alasan. Hal ini jarang sekali merupakan suatu kejutan karena pada umumnya segala sesuatunya tidak berjalan baik selama beberapa waktu karena tidak sesuai ekspektasi. Seringkali ada daftar panjang tentang apa yang dilakukan atau tidak dilakukan setiap orang yang menyebabkan semua pertengkaran dan perasaan sakit hati.
Kebanyakan orang tidak menginginkan kembali hubungan yang sebenarnya mereka miliki karena hubungan yang mereka pikir bisa mereka jalin jika saja keadaannya berbeda.
Jadi, ketika kamu mencoba melepaskan ekspektasi mu terhadap hubungan mu yang sudah berakhir akan membantumu melupakan seseorang lebih cepat.
3. Berdamai Dengan Masa Lalu
Ketika seseorang memperlakukanmu dengan buruk atau melakukan sesuatu yang menyakitkan, merasakan kemarahan adalah respons yang wajar dan sehat . Kemarahan membantu menyadari situasi yang bukan merupakan kepentingan terbaik dan dapat memfasilitasi proses perpisahan dari hubungan yang tidak sehat.
Namun ketika kita menyimpan kemarahan dan kebencian dari pengalaman masa lalu, kita membawanya ke masa depan. Tidak ada yang lebih menyakitkan daripada ketika seseorang yang dicintai melakukan sesuatu yang membuat kamu mengevaluasi kembali siapa yang kamu yakini.
Ketika seseorang mengkhianati kepercayaan yang kamu berikan, itu menyakitkan. Namun membiarkan tindakan orang lain membatasi kemampuanmu untuk maju berarti dia masih memegang kendali atas hidup kamu. Pengampunan bukan berarti membiarkan orang tersebut lepas dari tanggung jawab atas perilaku buruknya; ini tentang kebebasan emosional.
Belajar memaafkan dan berdamai dengan apa yang terjadi di masa lalu bisa terjadi dengan lebih mudah jika kamu mengalihkan fokus dari peristiwa spesifik yang terjadi dan mencoba melihat perspektif orang-orang yang terlibat.
Kebanyakan orang tidak bertindak dengan maksud untuk menyakiti orang lain secara langsung; umumnya, mereka membuat pilihan dengan tujuan membuat diri mereka merasa lebih baik.
Baik atau buruk, sudah menjadi sifat kita sebagai manusia untuk bertindak berdasarkan sudut pandang menguntungkan diri sendiri dan dampak tindakan kita terhadap orang lain sering kali menjadi pertimbangan kedua. Hal ini memang tidak benar, namun terkadang melihat sudut pandang orang lain dapat membantu kamu lebih memahami peristiwa yang terjadi dan menjadikannya tidak terlalu bersifat pribadi.
4. Tidak Apa-apa Untuk Tetap Mencintainya
Ketika seseorang datang ke dalam hidup kamu dan memberimu kesempatan untuk merasakan cinta, itu selalu merupakan anugerah sejati. Namun, bagian dari kedewasaan adalah menyadari bahwa cinta saja tidak selalu cukup untuk membuat suatu hubungan berhasil.
Banyak faktor dan keadaan lain, seperti waktu, nilai-nilai yang tidak sesuai, atau pilihan yang kita buat, memainkan peran penting dalam menentukan berhasil tidaknya suatu hubungan. Namun move on dari hubungan yang tidak berhasil tidak selalu berarti mengakhiri cinta yang dirasakan. Terkadang, satu-satunya cara untuk melepaskan adalah dengan mencintai seseorang hingga menginginkan yang terbaik untuknya meskipun itu berarti tidak bersama.
5. Lebih Mencintai Diri Sendiri
Pada akhirnya, move on dari hubungan yang tidak berhasil berarti mencintai diri sendiri. Bagi sebagian orang, ini adalah bagian tersulit. Percaya bahwa kamu pantas menjalin hubungan cinta dengan seseorang yang memiliki nilai-nilai yang sama dengan kamu dan memperlakukanmu dengan baik akan membuat kamu memandang diri sendiri secara positif.
Jika pemikiran tentang hal ini tampak menakutkan karena dialog batin dipenuhi dengan keraguan negatif, kritik, atau kebencian pada diri sendiri, kamu mungkin perlu meminta bantuan seorang profesional. Kamu tidak bisa mengharapkan orang lain memperlakukanmu lebih baik daripada kamu memperlakukan diri sendiri.
Memaafkan diri sendiri adalah bagian penting dari cinta diri. Kalau dipikir-pikir lagi, kamu mungkin merasa bahwa ada hal-hal yang bisa kamu lakukan secara berbeda, tetapi mustahil mengetahui hasil apa yang mungkin bisa kamu peroleh.
Menyalahkan diri sendiri dengan cara mencela diri sendiri adalah pemborosan energi yang sia-sia yang hanya menimbulkan emosi negatif dan menunda proses penyembuhan.
Sebaliknya, pilihlah untuk mengubah rasa sakit menjadi keuntungan. Setiap hubungan, jika kita membiarkannya, dapat mengajarkan kita sesuatu tentang diri kita sendiri dan memberi kita kejelasan lebih besar tentang apa yang kita butuhkan untuk menjadi bahagia.
Mengakui peran kamu dalam masalah dalam suatu hubungan dapat menjadi bagian penting dari proses pembelajaran. Ketika dua orang berada dalam suatu hubungan, mereka menciptakan dinamika dan apapun yang terjadi, keduanya berkontribusi dalam beberapa hal. Ketika kamu memiliki wawasan untuk memahami peran kamu, kamu akan berada dalam posisi untuk melakukan sesuatu yang berbeda. (Ernestina Jesica Toji)