6. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid, kelenjar kecil di bagian depan leher dan di bawah kotak suara, tidak menghasilkan cukup hormon tiroid yang dibutuhkan untuk fungsi tubuh.
Para ahli telah mengamati bahwa hipotiroidisme jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan saraf yang mengakibatkan mati rasa dan kesemutan. Terkadang, hal ini juga dapat menyebabkan sindrom Carpal Tunnel.
7. Penyakit Lyme
Penyakit Lyme adalah penyakit yang sangat langka yang disebabkan oleh bakteri Borrelia burgdorferi, biasanya ditularkan melalui kutu.
Meskipun kamu mungkin dapat mendeteksi penyakit Lyme melalui gejala seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan, penyakit Lyme juga sering menyebabkan mati rasa dan kesemutan, terutama pada tahap kedua.
8. Neuropati Perifer
Neuropati perifer terjadi ketika saraf di luar otak atau sumsum tulang belakang rusak. Seperti kebanyakan gangguan terkait saraf, penyakit ini membuat transmisi impuls saraf ke berbagai bagian tubuh menjadi lebih kompleks, sehingga menyebabkan mati rasa dan kesemutan. Penyakit autoimun, diabetes, infeksi, dan lainnya sering menyebabkan Neuropati Perifer.
9. Merokok dan Minum
Meskipun merokok dan minum alkohol berdampak negatif terhadap kesehatan secara umum, hal tersebut juga dapat menyebabkan masalah saraf, yang menyebabkan mati rasa dan kesemutan. Alkohol diketahui merusak saraf tepi, yang mengirimkan sinyal antara otak dan tubuh.
Dalam jangka waktu tertentu, merokok atau alkohol dapat menyebabkan peningkatan kerusakan, menyebabkan gejala mati rasa yang terus-menerus.
10. Postur Tubuh yang Salah
Postur tubuh yang salah seringkali menimbulkan sensasi mati rasa atau kesemutan. Mempertahankan posisi yang sama dalam waktu lama dapat menyebabkan perasaan "tertidur" pada tubuh.
Secara khusus, mati rasa dapat terjadi saat duduk bersila, berdiri dengan beban yang tidak merata, dan banyak lagi. Menjaga postur tubuh yang baik akan memastikan saraf tidak tertekan atau rusak, sehingga mengurangi kemungkinan mati rasa atau kesemutan. (Ernestina Jesica Toji)