Ilustrasi sesak napas
Health

Fakta-fakta Virus RSV, dan Siapa yang Harus Mendapatkan Vaksinnya

Redaksi
Selasa, 21 November 2023 - 16:54
Bagikan

Bisnis.com, Jakarta - Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah virus menular dan menjadi penyebab umum penyakit pernapasan di seluruh dunia.

Virus ini dapat memengaruhi paru-paru dan saluran pernapasan orang yang terinfeksi, sehingga berpotensi menyebabkan penyakit parah atau kematian.

Virus ini menginfeksi orang dari berbagai kalangan usia Di Amerika Serikat, sekitar 500.000 hingga 600.000 bayi mengalami penyakit saluran pernapasan bawah akibat RSV setiap tahunnya dan merupakan penyebab utama rawat inap pada anak-anak berusia kurang dari satu tahun.

Selain itu, virus ini juga mengancam para lanjut usia, khususnya mereka yang memiliki kondisi kesehatan mendasar, seperti penyakit jantung atau paru-paru atau sistem kekebalan tubuh yang lemah, berisiko tinggi terkena penyakit parah yang disebabkan oleh RSV.

Gejala yang ditimbulkan mirip dengan gejala pilek, seperti:
• Hidung mampet hingga meler
• Kurangnya nafsu makan
• Batuk
• Demam
• Bersin-bersin

Namun dalam beberapa kasus, terutama pada individu-individu berisiko tinggi, RSV dapat mengakibatkan gejala pada saluran pernapasan yang lebih berat lagi seperti misalnya bronchiolitis dan pneumonia.

Apakah terdapat vaksinasi untuk RSV?

Food and Drug Administration (FDA) menyetujui vaksin pertama untuk RSV pada bulan Mei 2023. Vaksin yang disebut Arexvy ini disetujui untuk orang dewasa berusia 60 tahun ke atas.

Vaksin ini mengandung adjuvan, zat yang meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan versi buatan laboratorium dari protein yang ditemukan di permukaan virus.

Vaksin RSV kedua yang disetujui oleh FDA disebut Abrysvo. Dibuat oleh Pfizer.
Dilansir dari laman Pfizer, Abrysvo adalah vaksin yang diindikasikan untuk:
• Pencegahan penyakit saluran pernapasan bawah (LRTD) yang disebabkan oleh virus pernapasan syncytial (RSV) pada orang berusia 60 tahun ke atas
• Individu hamil pada usia kehamilan 32 hingga 36 minggu untuk pencegahan LRTD dan LRTD parah yang disebabkan oleh RSV pada bayi sejak lahir hingga usia 6 bulan.

Seperti Arexvy, Abrysvo mengandung protein perfusi buatan laboratorium. Sehingga kedua vaksin ini tidak mengandung bahan pengawet, menurut label obatnya.

Apakah vaksinasi RSV efektif?

Dilansir dari Live Science, Arexvy dan Abrysvo menawarkan perlindungan yang serupa terhadap penyakit saluran pernapasan bagian bawah (LRTD) yang terkait dengan RSV, yang berarti infeksi yang mempengaruhi paru-paru orang dewasa dan yang lebih tua.

Setelah dilakukannya vaksin, Arexvy menurunkan kemungkinan LRTD terkait RSV hingga 82,6% dan risiko harus ke dokter untuk LRTD hingga 87,5%. Setahun setelah menerima satu dosis vaksin, data yang dikumpulkan pada saat itu menunjukkan bahwa vaksin tersebut masih 56,1% efektif untuk mencegah LRTD.

Sebagai perbandingan, pada vaksin RSV pertama, Abrysvo 88,9% melindungi dari LRTD dan 84,6% efektif dalam mencegah kunjungan ke dokter untuk LRTD. Setelah itu, Abrysvo 78,6% melindungi dari LRTD, menurut Laporan Mingguan Morbiditas dan Kematian (MMWR) dari CDC.

Ketika diberikan pada Ibu hamil, Abrysvo melindungi bayi yang baru lahir dengan memberikan antibodi anti-RSV yang melintasi plasenta dan kemungkinan besar juga muncul dalam ASI. Abrysvo secara khusus disetujui untuk digunakan antara minggu ke-32 dan 36 kehamilan.

Dalam uji klinis, risiko bayi terkena LRTD yang parah berkurang 91,1% dalam waktu 90 hari setelah kelahiran dan 76,5% dalam waktu 180 hari.

Risiko LRTD dengan tingkat keparahan apa pun terpangkas 34,7% dalam 90 hari pertama dan 57,3% dalam 180 hari pertama.

Menurut Centers for Disease Control (CDC), orang dewasa berusia 60 tahun ke atas bisa mendapatkan satu dosis salah satu vaksin RSV ini setelah mendiskusikannya dengan dokter.

"Keputusan untuk memvaksinasi seorang pasien harus didasarkan pada diskusi antara penyedia layanan kesehatan dan pasien," kata CDC.

CDC mengatakan bahwa tidak semua orang dewasa harus mendapatkan vaksinasi, dan malah merekomendasikan untuk mengurangi risiko, hal ini dikarenakan terdapat enam kasus neurologis inflamasi yang dilaporkan dalam uji klinis vaksin, suatu kondisi di mana sistem kekebalan tubuh menyerang saraf, dan ensefalomielitis diseminata akut, yang menyebabkan pembengkakan di otak dan sumsum tulang belakang.

Mengenai penggunaan Abrysvo pada kehamilan, CDC telah merekomendasikan bahwa, selama musim RSV, orang hamil harus mendapatkan satu dosis vaksin RSV antara minggu ke-32 dan 36 kehamilan.

"Namun, misalnya, jika bayi lahir kurang dari dua minggu setelah imunisasi ibu, maka dokter dapat merekomendasikan agar bayi juga menerima imunisasi bayi," tambah CDC. (Luygi Ambhara Putri)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro