Bisnis.com, BANDUNG – Penyakit pertusis, atau yang lebih dikenal dengan batuk rejan merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.
Penyakit ini merupakan infeksi menular yang umumnya terjadi pada anak-anak, namun orang dewasa juga dapat terinfeksi.
Bakteri penyebab infeksi ini menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain melalui udara. Penularannya terjadi melalui droplet (partikel air kecil) dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi.
Jadi, ketika seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin, droplet kecil yang mengandung bakteri dapat menyebar ke udara dan dihirup oleh orang lain di sekitarnya.
Gejala
Gejala penyakit pertusis biasanya muncul melalui 3 fase:
1. Fase Catarrhal atau fase awal (1-2 minggu)
Pada fase ini, gejalanya mirip dengan pilek biasa, seperti hidung tersumbat, batuk ringan, demam ringan, dan mata merah.
2. Fase Paroksismal (1-6 minggu)
Gejala pada fase ini lebih khas, di mana pengidap mengalami serangan batuk berulang yang tiba-tiba dan parah. Batuk dapat terjadi secara berulang dengan napas mengi yang keras dan terasa berat.
Mereka yang terpapar seringkali mengalami batuk berulang tanpa jeda yang cukup, sehingga dapat menyebabkan kelelahan yang signifikan. Pada anak-anak, serangan batuk ini dapat berakhir dengan bunyi "rejan" saat mengambil napas dalam.
3. Fase Konvalescens (beberapa minggu hingga bulan)
Pada fase ini, Gejala secara perlahan mulai mereda dan keparahan batuk berkurang. Namun, mereka yang terpapar masih bisa mengalami batuk ringan, tetapi tidak sesering dan seberat tahap sebelumnya.
Jika tidak ditangani, batuk rejan dapat menyebabkan komplikasi, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun.
Beberapa komplikasi yang mungkin muncul antara lain dehidrasi, kesulitan bernapas, penurunan berat badan, pneumonia (infeksi paru-paru), kejang , gangguan ginjal, dan kurangnya pasokan oksigen ke otak.
Diagnosis dan Pengobatan
Karena gejalanya yang mirip dengan penyakit saluran pernapasan lainnya, seperti pilek biasa, influenza, dan bronchitis, mendiagnosis batuk renjan pada tahap awal bisa dikatakan cukup sulit.
Penting untuk segera mendapatkan perawatan medis bagi mereka yang mengalami gejala penyakit pertusis, terutama anak-anak dan bayi yang lebih rentan terhadap komplikasi serius.
Biasanya, pada tahap awal diagnosis dokter mendiagnosis batuk rejan dengan beberapa cara, seperti wawancara medis mengenai riwayat tanda dan gejala, pemeriksaan fisik, tes laboratorium sampel lendir dari bagian belakang tenggorokan, rontgen paru-paru, dan tes darah.
Pengobatan penyakit pertusis biasanya dilakukan dengan beberapa cara, seperti:
1. Antibiotik
Untuk mengurangi keparahan gejala dan membatasi penularan penyakit, dokter biasanya meresepkan antibiotik seperti azitromisin, eritromisin, atau klaritromisin.
2. Perawatan suportif
Agar pasien dapat pulih lebih cepat, penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, mendapatkan istirahat yang cukup, dan memberikan nutrisi yang tepat.
3. Isolasi
Untuk mencegah penyebaran atau penularan penyakit kepada orang lain, pasien perlu diisolasi selama beberapa hari setelah mengonsumsi antibiotik.
4. Perawatan di rumah sakit
Batuk rejan terkadang bisa menjadi sangat serius dan dapat menyebabkan komplikasi, terutama pada bayi. Orang dengan penyakit serius atau komplikasi membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Sekitar sepertiga bayi berusia di bawah 1 tahun yang menderita batuk rejan memerlukan perawatan di rumah sakit.
Pencegahan
Cara terbaik untuk mencegah batuk rejan adalah dengan mendapatkan vaksinasi. Imunisasi dengan vaksin DTP (difteri, tetanus, pertusis) adalah langkah pencegahan utama.
Selain itu, CDC merekomendasikan untuk mempraktikkan kebiasaan hidup bersih untuk mencegah penyebaran bakteri penyebab batuk rejan dan penyakit pernapasan lainnya, seperti:
1. Menutupi mulut dan hidung saat batuk dan bersin
- Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin
- Buanglah tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah
- Batuk atau bersin ke lengan atas atau siku jika tidak memiliki tisu.
- Jangan pernah batuk ke tangan karena dapat menyebarkan kuman dengan cara ini
2. Sering-seringlah mencuci tangan
- Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik
- Gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol jika sabun dan air tidak tersedia. (Kresensia Kinanti)