Susu rendah lemak/Istimewa
Health

Mitos atau Fakta, Susu Rendah Lemak Lebih Sehat dari Susu Biasa?

Mutiara Nabila
Sabtu, 9 Desember 2023 - 08:15
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Saat ini semakin banyak oranng yang sadar untuk menerapkan hidup sehat, salah satunya dengan menjaga pola makan.

Salah satu yang paling sering terdengar yakni orang lebih memilih susu rendah lemak atau tanpa lemak karena dianggap lebih sehat.

Lantas bagaimana faktanya? 

Jika berkonsultasi dengan pedoman diet AS atau otoritas kesehatan seperti American Heart Association atau Organisasi Kesehatan Dunia, jawabannya jelas untuk memilih susu versi yang bebas lemak atau rendah lemak.

Namun, melansir The New York Times, menurut Dr. Dariush Mozaffarian, ahli jantung dan profesor kedokteran di Universitas Tufts, rekomendasi ini berasal dari gagasan bahwa produk susu berlemak penuh mengandung lemak jenuh yang tinggi, sehingga memilih versi rendah lemak dapat mengurangi risiko penyakit jantung. 

Pedoman tersebut sudah ada sejak 1980-an, ketika edisi pertama Pedoman Diet untuk Orang Amerika diterbitkan. 

Sejak itu, sebagian besar penelitian mengenai dampak kesehatan dari lemak susu belum menemukan manfaat apa pun dari mengutamakan pilihan susu rendah lemak dibandingkan secara yang penuh lemak.

Susu Turunkan Risiko Penyakit Jantung dan Diabetes

Dalam penelitian yang mensurvei orang-orang tentang pola makan mereka dan kemudian melacak kesehatan mereka selama bertahun-tahun, para peneliti menemukan hubungan antara konsumsi produk susu dan rendahnya risiko kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi, penyakit kardiovaskular, dan diabetes tipe 2. 

Manfaat tersebut, sering kali muncul terlepas dari apakah orang tersebut memilih produk yogurt, keju, atau susu rendah lemak atau penuh lemak. 

"Meskipun produk susu berlemak penuh memiliki kalori lebih tinggi, penelitian menemukan bahwa mereka yang mengonsumsinya tidak cenderung menambah berat badan," ungkap Dr. Mozzafarian. 

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2018, misalnya, peneliti mengamati 136.000 orang dewasa dari 21 negara selama sembilan tahun. 

Mereka menemukan bahwa, selama masa penelitian, mereka yang mengonsumsi dua porsi atau lebih produk susu per hari memiliki kemungkinan 22 persen lebih kecil untuk terkena penyakit kardiovaskular dan 17 persen lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi produk susu sama sekali.

Terutama bagi mereka yang mengonsumsi lebih banyak lemak jenuh dari produk susu tidak memiliki kemungkinan terkena penyakit jantung atau kematian.

Dalam analisis besar lainnya, yang juga diterbitkan pada 2018, para peneliti mengumpulkan hasil dari 16 penelitian yang melibatkan lebih dari 63.000 orang dewasa. 

Mereka menemukan bahwa, selama rata-rata sembilan tahun, mereka yang memiliki kadar lemak susu lebih tinggi dalam darahnya memiliki kemungkinan 29 persen lebih kecil untuk terkena diabetes tipe 2 dibandingkan mereka yang memiliki kadar lemak susu lebih rendah.

Dr. Mozaffarian mengatakan, temuan ini menunjukkan bahwa mungkin ada manfaat mengonsumsi lemak susu dibandingkan menghindarinya.

Tentu saja, penelitian ini tidak dapat membuktikan bahwa produk susu dapat mengurangi risiko penyakit tertentu. Hal ini memerlukan uji klinis jangka panjang, yang belum pernah dilakukan. 

Namun uji coba jangka pendek menunjukkan bahwa mengonsumsi produk susu, termasuk produk susu berlemak penuh, menurunkan tekanan darah partisipan dan tidak menambah berat badan atau meningkatkan kadar LDL, atau “kolesterol jahat”, hal ini menunjukkan bahwa lemak susu tidak berbahaya bagi kesehatan, terutama kesehatan jantung.

Mengapa Lemak Susu Baik Untuk Tubuh?

Ada beberapa penjelasan mengapa lemak susu tidak berbahaya seperti yang diperkirakan sebelumnya dan bahkan menyehatkan. 

Dr. Ronald Krauss, seorang profesor pediatri dan kedokteran di Universitas California, San Francisco mengatakan, di antara berbagai jenis lemak jenuh yang dapat ditemukan dalam makanan, produk susu mengandung lemak tertentu yang tampak netral atau bermanfaat bagi kesehatan, termasuk yang terkait dengan penurunan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung koroner.

Jenis makanan olahan susu tertentu juga mungkin lebih baik dibandingkan yang lain. Yogurt dan keju, misalnya, tampaknya paling dikaitkan dengan manfaat kesehatan. Hal ini mungkin karena keduanya merupakan makanan fermentasi. 

Mereka juga mengandung molekul bermanfaat lainnya yang dibuat selama fermentasi, termasuk vitamin K, yang dikaitkan dengan kesehatan jantung. 

Keju yang lebih keras seperti Cheddar dan Parmesan juga menghasilkan penyerapan lemak yang lebih bertahap ke dalam darah dibandingkan keju yang lebih lembut dan mentega, sehingga dapat membantu merasa kenyang lebih lama.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro