Ilustrasi kasus bunuh diri/Freepik
Health

Orang dengan Hipokondriasis Punya Risiko Bunuh Diri Lebih Tinggi

Redaksi
Senin, 18 Desember 2023 - 14:05
Bagikan

Bisnis.com, BANDUNG – Para peneliti telah menemukan sebuah paradoks yang menarik tentang orang-orang dengan hipokondriasis, sebuah gangguan kecemasan yang menyebabkan rasa takut yang berlebihan terhadap penyakit.

Orang dengan hipokondriasis memiliki risiko kematian yang lebih tinggi baik secara alamiah maupun tidak, demikian ungkap sebuah penelitian.

Kecemasan kesehatan, atau hipokondriasis adalah gangguan kecemasan yang sangat langka yang menyebabkan ketakutan tidak realistis pada orang tentang penyakit.

Tanda-tanda orang dengan hipokondriasis:

- Terbebani dengan pikiran terkena penyakit serius

- Terus-menerus membaca atau berbicara tentang kesehatan, kemungkinan penyakit dan gejalanya

- Khawatir tentang gejala-gejala kecil dan melebih-lebihkan tingkat keparahannya

- Menghindari orang dan aktivitas karena takut tertular infeksi

- Sering berkunjung ke dokter untuk memeriksa status kesehatan atau menghindari sama sekali karena takut didiagnosis

Orang dengan kondisi ini cenderung percaya bahwa mereka memiliki kondisi medis yang serius dan sering salah menafsirkan fungsi tubuh yang normal sebagai tanda-tanda penyakit yang parah.

Dalam studi terbaru yang dipublikasikan di Jama Network, para peneliti dari Karolinska Institute di Stockholm membandingkan 4.129 orang yang didiagnosis dengan hipokondriasis dengan 41.290 orang yang tidak mengalami kondisi tersebut.

Mereka menemukan bahwa orang dengan hipokondriasis memiliki risiko kematian yang tinggi akibat penyebab alami dan tidak alami. Risiko kematian akibat bunuh diri empat kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan yang lain.

"Studi kohort ini menunjukkan bahwa individu dengan hipokondriasis memiliki peningkatan risiko kematian akibat penyebab alamiah dan tidak alamiah, terutama bunuh diri, dibandingkan dengan individu dari populasi umum tanpa hipokondriasis," tulis para peneliti.

Orang dengan hipokondriasis memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit kejiwaan, terutama gangguan kecemasan dan depresi.

Studi ini mengungkapkan bahwa 85,7% dari mereka menerima setidaknya satu diagnosis gangguan kejiwaan selama masa hidup mereka, sementara hanya 19,9% di antaranya yang tidak mengalami kondisi tersebut.

Pada orang dengan hipokondriasis, angka kematian lebih tinggi (8,5 per 1.000 dibandingkan dengan 5,5 pada orang lain), dan usia rata-rata kematian mereka adalah 70 tahun, sekitar lima tahun lebih rendah dari yang lain.

Risiko kematian akibat penyakit peredaran darah dan pernapasan juga lebih tinggi, kecuali risiko kematian akibat kanker.

"Terlepas dari ketakutan mereka yang berlebihan akan penyakit dan kematian serta seringnya konsultasi medis, individu dengan hipokondriasis memiliki peningkatan risiko kematian, baik dari penyebab alami maupun tidak alami, dibandingkan dengan individu dari populasi umum," kata David Mataix-Cols, seorang peneliti utama studi ini.

"Secara sepintas, orang mungkin berpikir bahwa karena mereka sering berkonsultasi dengan dokter, individu dengan hipokondriasis mungkin memiliki risiko kematian yang lebih rendah. Namun, para dokter yang menangani kelompok pasien ini tahu bahwa banyak individu mengalami penderitaan dan keputusasaan yang cukup besar, yang dapat menjelaskan peningkatan risiko bunuh diri yang kami jelaskan dalam makalah ini," kata Mataix-Cols.

Menurutnya, sebagian besar kematian di antara orang-orang dengan hipokondriasis dapat dicegah, yang menunjukkan perlunya deteksi yang lebih baik dan pengobatan berbasis bukti untuk kondisi tersebut. (Kresensia Kinanti)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro