Depresi/cadasorg
Health

Hati-hati! Bekerja Lebih dari 11 Jam Sehari Bisa Meningkatkan Risiko Depresi

Redaksi
Jumat, 22 Desember 2023 - 15:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah penelitian menemukan bahwa mereka yang bekerja selama 11 jam atau lebih dalam sehari tidak hanya membuat seseorang lelah, tetapi juga meningkatkan risiko depresi dua kali lipat lebih besar dibandingkan mereka yang bekerja selama tujuh atau delapan jam sehari.

Penelitian yang melibatkan pegawai negeri sipil di Inggris ini menunjukkan bahwa bekerja dengan jam kerja yang berlebihan memiliki kaitan dengan depresi berat.

Penelitian ini mengamati sekitar 2.000 pegawai dengan mayoritas peserta penelitian (52%) bekerja selama tujuh atau delapan jam sehari, 37 persen bekerja selama sembilan jam atau 10 jam sehari, dan 11 persen lainnya bekerja selama 11 jam atau lebih.

Menurut para peneliti, hubungan antara bekerja berjam-jam dan depresi mungkin disebabkan oleh konflik antara pekerjaan dan keluarga, masalah setelah hari kerja, dan peningkatan jumlah kortisol.

Kortisol adalah hormon yang berhubungan dengan stres, yang jika diproduksi secara berlebihan oleh tubuh, dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kekebalan tubuh yang lebih rendah dan tekanan darah tinggi.

Clare Bambra, profesor kebijakan kesehatan masyarakat di Durham University, mengatakan bahwa hubungan antara pekerjaan dan kesehatan mental sangat penting.

Dia mengatakan Inggris memiliki jam kerja terpanjang di Eropa dan banyak orang yang didorong untuk bekerja melebihi ketentuan waktu kerja Uni Eropa, yaitu 48 jam per minggu.

“Krisis ekonomi kemungkinan akan meningkatkan tekanan pada pekerja untuk bekerja lebih lama,” ungkap Bambra mengutip laman Mirror.

"Meskipun sesekali bekerja lembur dapat memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat, penting untuk diketahui bahwa bekerja lembur secara berlebihan juga dikaitkan dengan peningkatan risiko depresi berat,” kata penulis utama Marianna Virtanen dalam siaran pers, mengutip laman Los Angeles Times.

Namun, perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan apakah hubungan antara lembur dan depresi ini disebabkan oleh kepribadian, tekanan pekerjaan, konflik pekerjaan dan keluarga, atau semua hal ini.

"Namun, meskipun ada hubungan antara jam kerja yang berlebihan dan depresi, penting untuk memperjelas bahwa banyak orang yang berkembang dengan bekerja lebih lama dan seharusnya tidak ada larangan menyeluruh,” ungkap Anthony Cleare, profesor gangguan afektif di King's College London Institute of Psychiatry.

"Kita juga tidak boleh lupa bahwa menganggur mungkin lebih merugikan kesehatan mental seseorang,” tambahnya.

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro