Disfagia, Kesulitan Menelan yang Bisa Berbahaya untuk Kesehatan/Istimewa
Health

Disfagia, Kesulitan Menelan yang Bisa Berbahaya untuk Kesehatan

Redaksi
Jumat, 29 Desember 2023 - 14:45
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Disfagia adalah istilah medis untuk kesulitan menelan. Disfagia bisa menjadi kondisi yang menyakitkan.

Disfagia dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.

Kesulitan menelan yang terjadi sesekali, seperti saat Anda makan terlalu cepat atau tidak mengunyah makanan dengan cukup baik, biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Namun disfagia yang berkelanjutan bisa menjadi kondisi medis serius yang memerlukan pengobatan.

Disfagia esofagus mengacu pada sensasi makanan menempel atau tersangkut di dasar tenggorokan atau di dada setelah proses menelan dimulai.

Gejala disfagia yang dialami antara lain:

• Sakit saat menelan hingga sulit untuk menelan.
• Merasa ada makanan yang tersangkut di tenggorokan atau dada atau di belakang tulang dada.
• Suara menjadi serak.
• Makanan yang muncul kembali, terkadang melalui hidung.
• Air liur yang terus-menerus menetes.
• Makanan atau asam lambung naik ke tenggorokan.
• Penurunan berat badan.
• Batuk atau tersedak saat menelan.

Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD) ada 50 pasang otot dan saraf yang digunakan untuk menelan.

Dengan kata lain, ada banyak hal yang bisa menyebabkan masalah menelan. Berikut diantaranya:

• Gerd:
Gerd terjadi ketika isi lambung mengalir dari lambung kembali ke kerongkongan, sehingga menimbulkan gejala seperti mulas, sakit perut, dan bersendawa.

• Maag:
Sakit maag adalah sensasi terbakar di dada yang sering terjadi disertai rasa pahit di tenggorokan atau mulut.

• Epiglotitis:
Epiglotitis ditandai dengan jaringan yang meradang di epiglotis. Ini adalah kondisi yang berpotensi mengancam nyawa.

• Gondok:
Tiroid adalah kelenjar yang ditemukan di leher tepat di bawah jakun. Suatu kondisi yang meningkatkan ukuran tiroid disebut penyakit gondok.

• Esofagitis:
Esofagitis adalah peradangan pada esofagus yang dapat disebabkan oleh refluks asam atau obat-obatan tertentu.

• Kanker kerongkongan:
Kanker ini terjadi ketika tumor ganas terbentuk di lapisan esofagus, yang dapat menyebabkan kesulitan menelan.

• Herpes esofagitis:
Herpes esofagitis disebabkan oleh virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1). Infeksi ini dapat menyebabkan nyeri dada dan kesulitan menelan.

• Herpes simpleks labialis berulang:
Herpes simpleks labialis berulang, juga dikenal sebagai herpes oral atau orolabial, adalah infeksi pada area mulut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.

• Nodul tiroid:
Nodul tiroid adalah benjolan yang dapat berkembang di kelenjar tiroid. Itu bisa padat atau berisi cairan.

• Mononukleosis menular:
Mononukleosis menular, atau mono, mengacu pada sekelompok gejala yang biasanya disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV).

• Divertikulum Zenker:
Struktur seperti kantong terbentuk antara faring dan kerongkongan, sehingga menyebabkan sulit untuk menelan.

• Gigitan ular:
Gigitan ular berbisa adalah keadaan darurat medis, bahkan gigitan ular yang tidak berbahaya pun dapat menyebabkan reaksi alergi atau infeksi.

Faktor Risiko Disfagia

• Penuaan:
Orang dewasa yang lebih tua mempunyai risiko lebih tinggi mengalami kesulitan menelan. Hal ini disebabkan oleh penuaan alami dan kerusakan pada kerongkongan serta risiko lebih besar terhadap kondisi tertentu, seperti stroke atau penyakit Parkinson.

• Kondisi kesehatan tertentu:
Orang dengan kelainan saraf atau sistem saraf tertentu lebih mungkin mengalami kesulitan menelan.

Kesulitan menelan dapat menyebabkan beberapa komplikasi, diantaranya:
• Malnutrisi:
Penurunan berat badan dan dehidrasi, karena disfagia dapat membuat sulit mendapatkan cukup makanan dan cairan.

• Pneumonia aspirasi:
Makanan atau cairan yang masuk ke saluran napas saat mencoba menelan dapat menyebabkan pneumonia aspirasi akibat masuknya bakteri ke dalam paru-paru.

• Tersedak:
Makanan yang tersangkut di tenggorokan bisa menyebabkan tersedak, karena makanan menghalangi jalan napas sehingga kematian dapat terjadi.

Penderita disfagia perlu berhati-hati dalam mengonsumsi makanan agar tidak menimbulkan bahaya tersedak. Konsumsi makanan segar yang dibuat dengan tekstur lembut atau dihaluskan.

Cara mengatasi disfagia

• Latihan otot:
Latihan untuk memperkuat otot wajah yang lemah atau untuk meningkatkan koordinasi.

• Makan dalam posisi tertentu
Terkadang posisi kepala berpengaruh ketika menelan. Misalnya, saat makan, perlu menoleh ke satu sisi atau melihat lurus ke depan.

• Menyiapkan makanan secara berbeda:
Menyiapkan makanan dengan cara tertentu agar aman untuk ditelan dan menghindari jenis makanan dan minuman. (Luygi Ambhara Putri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro