Bisnis.com, JAKARTA -- Pneumonia menjadi salah satu penyakit yang menjadi momok di Indonesia. Apalagi, penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak. Oleh karena itu, vaksinasi jangan sampai terlewat.
Dokter spesialis anak RSCM, Dr. dr. Nastiti Kaswandani mengatakan, pneumonia memiliki kecenderungan menyerang usia tertentu. Misalnya, kuman pneumokokus umumnya menyerang balita, dan semakin usia muda usia balita, semakin tinggi kemungkinan kematiannya.
Menurut Dani, banyaknya keterlambatan vaksinasi atau imunisasi pada anak antara lain karena orang tua masih ragu dengan keamanan vaksin, salah satunya adalah karena mereka takut akan efek samping vaksinasi.
"Padahal efek samping yang ditimbulkan oleh vaksinasi jauh lebih sedikit dan jauh lebih ringan daripada kalau anak terkena penyakit yang dicegah," katanya dalam Media Briefing, Kamis (11/1/2024).
Dr. Dani juga menegaskan agar orang tua jangan menunda imunisasi pneumonia, karena semakin muda usia anak, akan semakin tinggi kerentanan terhadap pneumonia.
Saat ini, di Indonesia sendiri sudah tersedia vaksin untuk pneumonia, yakni vaksin PCV.
Adapun, saat ini vaksinasi PCV13 sudah termasuk dalam rekomendasi imunisasi oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) untuk melindungi masyarakat Indonesia dari Pneumonia.
Untuk anak-anak, vaksin ini bisa diberikan dosis lengkapnya sebanyak tiga kali., pada usia 2, 4, dan 6 bulan. Selain itu, bisa kembali diberikan vaksin booster pada usia 12-15 bulan.
Adapun, orang dewasa termasuk lansia juga bisa mendapatkannya, hanya perlu satu kali vaksinasi seumur hidup. Vaksinasi ini juga diperlukan untuk menjadi persyaratan masuk ke beberapa negara, seperti Australia dan Jepang.
Vaksin ini hampir tidak memiliki efek samping seperti demam dan tidak membuat lemas seperti vaksin-vaksin lainnya.
"Namun, dengan mendapatkan vaksinasi, perlindungannya bisa membantu menurunkan angka pneumonia berat hingga angka kematian," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 2018, pneumonia merenggut nyawa lebih dari 800.000 anak balita di seluruh dunia. Sebagian besar kematian terjadi pada anak berusia di bawah dua tahun dan nyaris 153.000 kematian terjadi pada bulan pertama kehidupan.
Angka kematian anak akibat pneumonia lebih tinggi dibandingkan penyakit lainnya seperti diare, yang menyebabkan kematian 437.000 anak balita, sedangkan malaria merenggut nyawa 272.000 anak.