Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis makan kekinian yang merupakan bagian dari kewirausahaan di Indonesia terus berkembang dan dibanjiri oleh pendatang baru, salah satunya yaitu Taso.
Brand Taso adalah singkatan dari Taiwan Sosis merupakan produk lokal yang sedang memperluas jaringan usahanya di tanah air. Di bawah naungan PT. Taso Indonesia Raya, produk Taso dibuat seluruhnya menggunakan bahan baku dari Indonesia.
Lio Adrian, CEO PT. Taso Indonesia Raya menjelaskan bahwa kehadiran Taso dilatarbelakangi oleh hasil survey-nya tentang makanan di Taiwan dan salah satu yang sukses dan terkenal adalah produk olahan berbahan dasar sosis.
Cita rasa sosis unik dan berbeda dengan kebanyakan sosis yang beredar saat ini yang berkiblat pada cita rasa Amerika dan Eropa tersebut membuatnya ingin menghadirkannya di Indonesia.
“Dengan ada rasa manis dan gurih pada sosis tidak seperti yang biasa kita nikmati yang cenderung asin, saya cukup yakin masyarakat Indonesia juga sebenarnya suka ini. Namun demikian jika menggunakan bahan daging yang sama pasti nanti marketnya terbatas. Makanya kita coba bereksperimen mengganti bahan dagingnya dengan ayam, dan terus menerus kita juga melakukan research, akhirnya bisa membuat sosis yang benar benar mirip sekali dengan yang di Taiwan. Sosis ini berbahan dasar 100% ayam dan menggunakan bumbu-bumbu asli dari Indonesia. Ini adalah sosis halal ala Taiwan pertama di Indonesia,” jelas Lio Adrian.
Taso yang dijual dengan konsep stall atau kaki lima (streetfood) serta sudah mengantongi sertifikat Halal dan ijin edar BP POM tersebut hadir perdana pada pertengan tahun lalu dan sekarang telah memiliki sejumlah kemitraan yang tersebar di kota-kota besar di pulau Jawa dan Sumatera.
Produsen Taso rupanya sengaja memilih bentuk kemitraan dan bukan franchise dalam mengembangkan usahanya dengan pertimbangan agar lebih cepat untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat dan mempermudah akses orang-orang yang ingin berwiraswasta menjual produk Taso. Sehingga bisa ikut membantu kesempatan lapangan kerja.
Di tahun 2024 ini Lio Adrian sementara hanya menargetkan sekitar 50 kemitraan Taso saja dikarenakan untuk menjaga kualitas pelayanan dan mutu produk ketika berada di tangan mitranya.
“Kita sangat hati-hati takutnya kalau terlalu kita push terus nanti tidak organik. Hal ini pula untuk menghindari citra kurang baik yang kadang terdengar tentang kemitraan yaitu jual sebanyak banyaknya setelah itu nanti nggak diurusin segala macam. Lagi pula kita inginnya membangun brand. Taso pun benar-benar ingin yang menjadi mitra kita memang orang-orang yang ingin maju bersama. Bukan yang bermitra setelah itu dibiarkan begitu saja lalu tutup itu kan malah bikin jelek nama brand. Secara periodik setiap sebulan sekali nanti akan ada kunjungan pembinaan dan review di semua outlet oleh tim kita,” beber Lio Adrian.
Keikutsertaan Taso pada ajang Info Franchise & Business Concept (IFBC )2024 yang berlangsung di Tangerang ICE BSD Hall 1 pada 23-25 Februari 2024, merupakan langkah percarian mitra Taso yang pertama untuk skala nasional. Meski sebagai pendatang baru, dalam event ini Taso berhasil didaulat menjadi salah satu brand yang meraih penghargaan The Emerging Business Opportunity IFBC 2024.
“Tentunya kita berterima kasih kepada penyelenggara IFBC 2024 atas pemberian penghargaan yang merupakan sebuah prestasi dan kepercayaan besar bagi Taso. Di kesempatan event ini Taso memberikan harga special bagi masyarakat yang ingin bermitra yakni dengan harga 55 juta Rupiah sudah dapat dapat stall, alat-alat dan training tapi belum termasuk bahan sosisnya. Nanti mitra akan memilih sendiri tempatnya mau dimana, kita nanti tinggal cuma survey aja, kalau kita oke ya udah jalan aja sih,” tutup Lio Adrian.