Bisnis.com, JAKARTA - Berlari dan berjalan kaki adalah olahraga yang paling baik dan murah jika Anda tidak suka pergi ke gym.
Jalan kaki dan lari merupakan bentuk latihan kardiovaskular yang sangat baik dengan banyak manfaat bagi kesehatan jantung.
Meskipun kedua aktivitas tersebut meningkatkan detak jantung dan meningkatkan kebugaran kardiovaskular, tapi ada perbedaan dalam intensitas, dampak, dan efek jangka panjang terhadap kesehatan jantung.
Dilansir dari timesofindia, perbedaan-perbedaan ini dapat membantu orang membuat keputusan berdasarkan informasi mengenai aktivitas mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Berikut plus minus jalan kaki vs lari yang bisa Anda ketahui
1. Jalan kaki cocok untuk segala usia
Jalan kaki, sebuah aktivitas berdampak rendah, dapat dilakukan oleh orang-orang dari segala usia dan ragam kondisi kebugaran. Ini memberikan latihan kardiovaskular lembut yang dapat dipertahankan untuk jangka waktu lebih lama dibandingkan dengan berlari.
Jalan kaki adalah pilihan ideal bagi individu yang baru pulih dari cedera atau mereka yang mengalami masalah persendian, karena jalan kaki hanya memberikan sedikit tekanan pada persendian.
Berjalan kaki secara teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol LDL (jahat), dan meningkatkan sirkulasi, yang semuanya berkontribusi pada kesehatan jantung.
2. Berjalan mengendalikan faktor risiko utama jantung seperti berat badan
Salah satu manfaat utama jalan kaki bagi kesehatan jantung adalah kemampuannya mengurangi risiko penyakit arteri koroner.
Dengan melakukan sesi jalan kaki secara teratur, individu dapat memperkuat otot jantung, meningkatkan aliran darah, dan meningkatkan efisiensi sistem kardiovaskular.
Selain itu, berjalan kaki dapat meningkatkan pengelolaan berat badan dan membantu mengendalikan faktor risiko seperti obesitas dan diabetes, yang terkait erat dengan penyakit jantung.
3. Jalan cepat meningkatkan kesehatan mental
Selain itu, jalan kaki terbukti memiliki efek positif pada kesejahteraan mental, mengurangi tingkat stres dan kecemasan. Karena stres dapat berdampak negatif terhadap kesehatan jantung dengan meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit jantung, melakukan jalan kaki secara teratur ke dalam rutinitas dapat berkontribusi terhadap kesehatan jantung secara keseluruhan.
4. Lari merupakan aktivitas dengan intensitas tinggi dibandingkan jalan kaki
Di sisi lain, lari adalah olahraga dengan intensitas lebih tinggi yang meningkatkan detak jantung lebih cepat dan membakar lebih banyak kalori per menit dibandingkan berjalan kaki.
Ini menawarkan latihan kardiovaskular yang lebih kuat dan dapat membantu individu mencapai tujuan kebugaran dengan lebih efisien. Berlari merangsang peningkatan kapasitas aerobik yang lebih besar, meningkatkan kemampuan jantung untuk memompa darah dan mengantarkan oksigen ke otot.
5. Lari dengan intensitas tinggi mengurangi risiko penyakit jantung
Berlari secara teratur telah dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung dan stroke. Ini membantu menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol, dan meningkatkan efisiensi tindakan pemompaan jantung. Intensitas lari juga mendorong pelepasan endorfin, yang dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi tingkat stres, sehingga semakin bermanfaat bagi kesehatan jantung.
6. Berlari membakar lebih banyak kalori dibandingkan berjalan kaki
Selain itu, lari terbukti memiliki dampak signifikan terhadap pengelolaan berat badan, menjadikannya strategi yang efektif untuk mengurangi risiko penyakit jantung terkait obesitas.
Ini membakar lebih banyak kalori daripada berjalan kaki dan dapat membantu individu mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat, mengurangi ketegangan pada jantung dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Meskipun lari menawarkan banyak manfaat bagi kesehatan jantung, lari mungkin tidak cocok untuk semua orang, terutama mereka yang sudah memiliki masalah sendi atau kondisi medis sebelumnya.
Sifat lari yang berdampak lebih tinggi dapat memberikan tekanan pada sendi dan sistem muskuloskeletal, sehingga meningkatkan risiko cedera. Oleh karena itu, individu harus secara bertahap meningkatkan intensitas larinya dan melakukan rutinitas pemanasan dan pendinginan yang tepat untuk meminimalkan risiko cedera.