Hipertensi dan Diabetes Jadi Faktor Risiko Utama Sakit Ginjal/medicinet.com
Health

Penderita Hipertensi dan Diabetes Berisiko Tinggi Kena Sakit Ginjal

Mutiara Nabila
Kamis, 14 Maret 2024 - 09:10
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Penderita sakit ginjal di Indonesia terus bertambah. Beberapa penyakit bawaan yang menjadi faktor risiko adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi dan juga diabetes. 

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, di Indonesia 1 dari 10 orang terkena penyakit ginjal dan trennya semakin hari semakin naik. Tak hanya yang sudha berusia lanjut, usia muda juga sudah bisa kena penyakit ginjal. 

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, hal ini karena semakin tinggi pola makan tidak sehat, kasus obesitas, diabetes, dan hipertensi. Sementara hipertensi dan diabetes di Indonesia tinggi. 

Dr. dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH menjelaskan hubungan antara hipertensi atau tekanan darah tinggi dengan penyakit ginjal.

"Ginjal itu terdiri dari pembuluh darah kecil-kecil, jadi kalau pembuluh darah ini tekanannya tinggi itu bisa dibawa ke seluruh tubuh, termasuk di ginjal, bisa ada penyempitan, merusak sisi-sisinya dan ginjal itu sendiri," katanya di Jakarta, Rabu (13/3/2024). 

Untuk mengurangi risikonya, hipertensi harus dikendalikan, dengan minum obat hipertensi secara teratur agar tekanan darah normal dan komplikasi ke organ target, jantung, ginjal, otak, dan mata, dapat dijaga. 

"Jadi perlu ditegaskan bahwa bukan obatnya yang merusak ginjal. Banyak yang takut kebanyakan minum obat akan merusak ginjal, itu salah. Kalau tidak minum obat malah bisa semakin merusak ginjal karena tekanan darahnya tinggi terus," tegasnya. 

Begitu pula dengan diabetes, di mana gula dalam darah bisa menyebabkan penumpukkan dan penyempitan di pembuluh darah, yang juga terdapat di ginjal. 

Salah satu cara mencegah penyakit tersebut turun ke ginjal adalah dengan menjaga agar gula darah tetap stabil dan terkontrol. 

Adapun, beberapa gejala yang perlu diwaspadai sebagai penanda penurunan fungsi ginjal antara lain urin yang berbusa, berubah warna, dan terdapat penumpukan cairan pada tubuh. 

Salah satu yang perlu diperhatikan ketika punya faktor risiko penyakit ginjal adalah dari urin, apakah terdapat perubahan di urin. 

Dr. Pringgo menyebutkan, urin yang berbusa banyak, dihubungkan dengan adanya protein di dalam urin, yang normalnya tidak ada. 

"Jadi karena ada peradangan dia bocor,  jadi ada protein di urin, kalau berbusa banyak segera diperiksakan ke faskes," ungkapnya.  

Selain itu, apabila urinnya terdapat perubahan warna, misalnya kemerahan atau berdarah, artinya ada sel darah merah di dalam urin yang menandakan adanya peradangan di ginjal. 

Kemudian, jika sudah parah bisa terjadi penumpukkan cairan, sehingga kaki bengkak, perut buncit, atau kalau sudah menumpuk toksin, bisa terjadi mual muntah, sampai terjadi penurunan kesadaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro