Bisnis.com, JAKARTA — Banyak orang menggunakan suplemen sebagai asupan tambahan makanan dengan harapan akan memberikan khasiat seperti bisa meningkatkan kesehatan dan kebugaran.
Namun, ternyata tidak semua suplemen sama. Beberapa mungkin lebih merugikan daripada memberikan manfaat.
Meskipun suplemen membantu memperbaiki kecukupan nutrisi, mungkin ada risiko yang harus diwaspadai.
Mengutip Times, berikut ini adalah 5 suplemen populer yang mungkin lebih besar ruginya daripada manfaatnya untuk kesehatan:
1. Suplemen Penurun Berat Badan
Suplemen penurun berat badan menjanjikan hasil yang cepat dan mudah, namun sering kali menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Banyak dari produk ini mengandung campuran herbal dan stimulan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah. Misalnya, produk yang mengandung ephedra dulunya populer tetapi dilarang oleh FDA AS karena dikaitkan dengan serangan jantung, stroke, dan bahkan kematian.
Selain itu, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Public Health menemukan bahwa suplemen penurun berat badan dikaitkan dengan peningkatan risiko kerusakan hati yang parah.
Bahan-bahan seperti ekstrak teh hijau, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak, dapat menjadi racun bagi hati. Beberapa pil penurun berat badan juga kerap mengandung bahan-bahan yang tidak terdaftar yang dapat menyebabkan reaksi dan komplikasi yang tidak terduga.
2. Suplemen Kafein
Suplemen kafein sering digunakan untuk meningkatkan energi dan meningkatkan kinerja atletik. Meskipun secangkir kopi umumnya aman, suplemen kafein dapat menyebabkan konsumsi berlebihan.
Kafein dosis tinggi dapat menyebabkan kegelisahan, kecemasan, jantung berdebar-debar, dan dalam kasus yang ekstrim, serangan jantung.
Sebuah studi di Journal of American Heart Association menunjukkan bahwa asupan kafein yang tinggi dapat menyebabkan fibrilasi atrium, sejenis detak jantung tidak teratur yang meningkatkan risiko stroke dan gagal jantung.
Selain itu, ketergantungan berlebihan pada suplemen kafein juga dapat menyebabkan ketergantungan dan gejala penarikan diri, termasuk sakit kepala dan kelelahan.
3. Suplemen Kalsium
Kalsium sangat penting untuk tulang yang kuat, namun terlalu banyak kalsium dalam bentuk suplemen bisa berbahaya.
Asupan kalsium yang berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association menemukan bahwa mengonsumsi suplemen kalsium dikaitkan dengan risiko lebih tinggi penumpukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan serangan jantung.
Adapun, konsumsi kalsium dosis tinggi (lebih dari 800 mg hingga 1.200 mg sehari) dapat menyebabkan batu ginjal. Menurut National Institutes of Health (NIH), mendapatkan kalsium dari sumber makanan daripada suplemen lebih disukai bagi kebanyakan orang, karena tubuh menyerapnya lebih baik dan risiko kesehatannya lebih kecil.
4. Vitamin E
Vitqmin E dikenal karena sifat antioksidannya, yang melindungi sel dari kerusakan. Suplemen Vitamin E dosis tinggi, hingga 1.000 mg/hari yang umumnya dianggap normal, ternyata lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.
Asupan vitamin E yang berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke hemoragik, yaitu pendarahan di otak.
Journal of American Medical Association menerbitkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa suplementasi Vitamin E dosis tinggi dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker prostat pada pria.
Studi tersebut menunjukkan bahwa meskipun asupan vitamin E dalam jumlah sedang dari sumber makanan bermanfaat, mengonsumsi suplemen dalam dosis tinggi berisiko.
5. Suplemen Beta-karoten
Suplemen Beta-karoten, pendahulu Vitamin A, adalah antioksidan yang ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran berwarna.
Meskipun bermanfaat bila dikonsumsi melalui makanan, suplemen beta-karoten dapat menimbulkan risiko yang signifikan, terutama bagi perokok.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa suplemen beta-karoten dosis tinggi (antara 6 hingga 15 miligram) dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru pada perokok dan mereka yang terpapar asbes.
Selain itu, sebuah studi komprehensif yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute menemukan bahwa suplementasi beta-karoten dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru-paru dan kematian pada perokok.
Hal ini sangat kontras dengan efek menguntungkan beta-karoten bila dikonsumsi dalam bentuk alami melalui makanan.
Haruskan Konsumsi Suplemen?
Suplemen memang bermanfaat, tetapi tidak selalu dibutuhkan oleh semua orang. Idealnya, pola makan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, protein tanpa lemak, dan lemak sehat cukup untuk menyediakan sebagian besar nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.
Namun, orang-orang tertentu mungkin mendapat manfaat dari suplemen. Misalnya, orang dengan pembatasan diet tertentu, kondisi medis, atau kekurangan mungkin memerlukan tambahan vitamin dan mineral yang sulit diperoleh melalui makanan saja.
Orang-orang seperti wanita hamil, orang lanjut usia, dan mereka yang paparan sinar matahari terbatas seringkali membutuhkan suplemen seperti asam folat, vitamin D, dan kalsium.
Meskipun suplemen dapat membantu mengisi kesenjangan nutrisi, suplemen harus melengkapi, bukan menggantikan, pola makan yang sehat.