Bisnis.com, JAKARTA – Gunung berapi dapat dilihat sebagai fenomena yang berbahaya dan mempesona, tergantung dari perspektif mana Anda melihatnya.
Gunung berapi sendiri merupakan sebuah lubang di kerak bumi yang mengeluarkan material dari dalam mantel bumi.
Terdapat gunung berapi yang tidak meletus selama berabad-abad, sementara yang lain justru meletus dengan lebih teratur dan terprediksi.
Gunung berapi dianggap aktif jika menunjukkan semacam aktivitas terkini.
Dilansir dari Magazine Civitatis, berikut 7 gunung berapi paling aktif di dunia:
1. Gunung Kīlauea, Hawaii
Dengan ketinggian 1.247 meter–atau sekitar 4.090 kaki–gunung ini merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di dunia. Gunung berapi ini telah berkali-kali meletus, sejak pencatatannya pertama kali dimulai pada akhir abad ke-19.
Terletak di Taman Nasional Gunung Berapi Hawaii, daerah ini merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Aliran lava yang lambat dan sifat gunungnya yang relatif tenang, membuat tempat ini menjadi objek wisata penting.
2. Gunung Etna, Italia
Beralih ke Eropa, kali ini terdapat Gunung Etna yang terletak di sebelah timur Sisilia, Italia. Dalam catatan sejarah, gunung ini sempat beberapa kali meletus, yaitu pada tahun 1971, 1981, 1991, 2002, 2004, 2007, 2012, 2018, 2020, 2021, dan 2022. Letusan Gunung Etna bersifat fluktuatif, terkadang tenang dan terkadang ganas.
Gunung ini menyediakan perjalanan menarik bernama “Mount Etna Historic Tour” yang akan mengajak Anda menjelajahi lokasi ini melalui pendakian serta “Mount Etna Jeep Tour” jika Anda sedang tidak ingin berjalan kaki.
3. Gunung Berapi Osorno, Chili
Gunung ini disebut-sebut sebagai Gunung Fuji versi Amerika Selatan, karena memiliki kemiripan di puncaknya. Kedua puncak gunung tersebut tertutup salju, yang membuatnya sangat ikonik. Gunung ini terletak di antara provinsi Osorno dan Llanquihue, di wilayah Danau di Chili.
Baca Juga Profil Gunung Salak yang Baru Erupsi dan 7 Gunung Berapi yang Erupsi pada 2023 di Indonesia |
---|
Gunung ini tercatat telah 11 kali meletus selama periode 1575 hingga 1869, yang menjadikannya sebagai salah satu gunung berapi teraktif di Andes. Banyak material hasil letusan Gunung Osorno yang tersebar di sekitar provinsi Llanquihue dan Danau All Saint.
4. Gunung Nyiragongo, Republik Demokratik Kongo
Republik Demokratik Kongo menjadi rumah bagi salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, Gunung Nyiragongo. Gunung yang terletak di Taman Nasional Virunga ini terkenal dengan cekungan danau lavanya yang sangat besar–yang luas diameternya berkisar di angka 230 meter (755 kaki).
Gunung ini juga memiliki ketinggian 3.470 meter (11.385 kaki) di atas permukaan laut. Tingkat bahaya gunung ini terus meningkat dan akan mencapai puncaknya antara tahun 2024 dan 2027.
5. Gunung Stromboli, Italia
Tak hanya Gunung Etna saja, Italia masih menyimpan gunung berapi lainnya. Stromboli merupakan pulau vulkanik kecil yang terletak di selatan Italia. Jika ingin mengunjunginya, Anda bisa menaiki perahu dari kota-kota terdekat–seperti Lipari, Messina, dan Milazzo.
Malam hari akan menjadi waktu terbaik untuk mengunjungi Gunung Stromboli. Anda dapat menyaksikan pancuran lava yang menyembur dari mulut gunung dan menetes menuruni lereng, yang lebih dikenal sebagai Sciara del Fuoco.
6. Gunung Volcán de Fuego, Guatemala
Gunung berapi ini terletak di selatan Guatemala. Menurut sejarah, gunung ini telah meletus sekitar 20 kali sejak 1524–dengan letusan terakhir terjadi pada tahun 2018. Selain itu, gunung ini akan menyemburkan sedikit abu dan lava merah menyala setiap 20 menit sekali–atau lebih.
Karenanya, gunung ini menjadi salah satu gunung berapi paling aktif di Amerika Tengah dan di dunia. Menurut beberapa dokumen dari abad ke-16, Pedro de Alvarado–seorang penjelajah Spanyol–diyakini pernah menyaksikan salah satu letusannya sekitar tahun 1524.
7. Gunung Geldingadalur, Islandia
Islandia dijuluki sebagai “the Land of Fire and Ice”. Salah satu buktinya dapat Anda lihat di Lembah Geldingadalur. Kawasan ini terkenal dengan kawahnya yang menyembur–meskipun bukan merupakan gunung berapi yang sangat ganas.
Pada tahun 2021, letusan gunung ini merupakan emisi magma pertama di semenanjung Reykjanes dalam hampir 800 tahun terakhir. Hal tersebut membuatnya menjadi sangat menarik di mata para ahli vulkanologi. (Rafi Abid Wibisono)