Anak sekolah dasar tengah mendapatkan vaksin HPV/kemenkes
Health

Vaksinasi HPV Tetap Perlu Meski Bisa Sembuh Sendiri, Ini Alasannya!

Mutiara Nabila
Kamis, 15 Agustus 2024 - 08:30
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kanker leher rahim atau kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang perempuan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Di Indonesia, kanker leher rahim menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi perempuan, dengan 36.964 kasus baru pada tahun 2022, dan menjadi salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar. 

Untuk menanggulangi penyebaran penyakit berbahaya ini, dapat dilakukan dengan vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV). Dokter spesialis anak, Ellen Roostati Sianipar, mengatakan bahwa vaksinasi HPV sudah bisa diberikan sejak anak berusia 9 tahun.

"WHO merekomendasikan vaksin HPV pada anak perempuan untuk mengurangi resiko terjadi nya kanker serviks. Vaksin lebih efektif diberikan pada remaja usia 9-14 tahun sebelum anak perempuan tersebut melakukan hubungan seksual atau terpapar virus," ujarnya dalam Diskusi "Tenang untuk Menang, Perempuan Indonesia Merdeka dari Bahaya Kanker Leher Rahim, Selasa (13/8/2024).

Menurutnya, proteksi yang diberikan semakin awal semakin baik. Terlebih vaksin HPV tidak perlu diulang setelah mendapat 2 dosis dengan jeda 1 tahun

"Karena itu, Vaksin HPV direkomendasikan sedini mungkin dibanding kemudian/usia lebih lanjut" imbuhnya.

Mengapa Vaksinasi HPV Penting?

Dr. Ellen menjelaskan bahwa virus HPV penyebab kanker leher rahim itu sebenarnya bisa sembuh sendiri ketika sistem imun tubuh dalam kondisi baik.

Namun perlu diingan bahwa HPV dapat menghindari sistem imun tubuh. Sementara itu, pada stadium awal kanker serviks, tidak akan ada gejala sehingga penderitanya kerap tidak menyadari.

"Sebetulnya memang bisa sembuh sendiri, tetapi kekebalan tubuh kita itu nggak maksimal untuk eradikasi virusnya. Sehingga kita butuh bantuan dari luar dan dalam hal ini, bantuan dari luar itu adalah vaksin yang bisa membangkitkan kekebalan tubuh lebih banyak daripada sekadar mengandalkan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh kita sendiri secara alami," ujarnya.

Selain itu, sistem kekebalan tubuh setiap orang berbeda-beda. Misalnya, bisa seseorang yang daya tahan tubuhnya rendah, bisa membuagmt progresifitas HPV jadi cepat, hingga menjadi kanker.

"Ada yang kena HPV, berpuluh-puluh tahun baru jadi kanker, ada yang sembuh sendiri. Tapi ada yang baru kena tapi bisa cepat sekali menjadi kanker. Lalu baru diperiksa setelah muncul gejala, artinya sudah stadium akhir, sehingga sudah sulit diobati," ungkapnya.

Adapun, gejala yang umumnya dialami ketika sudah stadium akhir antara lain berikut ini:

- Keputihan berbau

- Pendarahan setelah menopause

- Pendarahan setelah berhubungan seksual

Pada kondisi stadium lanjut, pengidap kanker serviks juga akan mengalami lemas, penurunan berat badan, nyeri tulang, gangguan saat buang air kecil hingga penyebaran sel kanker.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro