Bisnis.com, JAKARTA - Kanker, seperti yang kita semua tahu, terjadi ketika ada perubahan atau kerusakan pada gen dalam sel, yang kemudian tidak dapat berfungsi secara normal atau memberi tahu sel kapan harus mulai dan berhenti tumbuh.
"Itulah sebabnya kanker hanya dapat diobati dengan satu cara, cara yang tepat, sejak awal, untuk membantu pasien mencapai hidup yang lebih panjang dan lebih baik," kata ahli radiasi dan onkologi medis Dr. B S Ajaikumar dilansir dari Indian Express.
Dan bagaimana cara terbaik untuk melakukannya? "Mengetahui sel yang dalam susunan genetik pasien yang dapat menunjukkan mengapa ia menjadi resistan terhadap pengobatan kanker tertentu, kemudian sesuaikan terapi dan hindari penyakit tersebut.
Dokter sangat menekankan genomik (studi gen) untuk membuka jalan bagi pengobatan yang presisi dan personal.
Apa itu terapi presisi dalam kanker? Terapi presisi, yang juga disebut pengobatan yang dipersonalisasi, melibatkan penyesuaian pengobatan kanker dengan karakteristik individu setiap pasien.
Pendekatan ini menggunakan susunan genetik pasien untuk memandu pemilihan pengobatan yang ditargetkan, yang cenderung lebih efektif dan memiliki lebih sedikit efek samping daripada terapi tradisional.
Tujuan terapi presisi adalah untuk menargetkan mutasi genetik tertentu yang mendorong pertumbuhan kanker, memberikan perawatan yang tepat kepada pasien yang tepat pada waktu yang tepat.
Bagaimana genomik dapat meningkatkan pengobatan yang dipersonalisasi?
Genomik adalah studi komprehensif tentang gen seseorang dan interaksinya.
Genomik membantu mengidentifikasi mutasi dan perubahan genetik yang menyebabkan sel kanker tumbuh dan menyebar.
Memahami mutasi spesifik ini memungkinkan pemilihan terapi yang lebih akurat yang secara langsung menargetkan gen pemicu kanker sambil meminimalkan kerusakan pada sel normal.
Kanker sering kali didorong oleh perubahan genetik seperti mutasi, penghapusan, atau duplikasi pada gen tertentu. Analisis genomik memungkinkan kita untuk mengurutkan DNA tumor dan membandingkannya dengan DNA normal untuk menentukan mutasi yang terkait dengan perkembangan kanker.
Setelah kita mengidentifikasi pemicu genetik ini, kita dapat menargetkannya dengan terapi. Misalnya, mutasi pada gen EGFR (reseptor faktor pertumbuhan epidermal) atau ALK (anaplastic lymphoma kinase) pada kanker paru-paru dapat diobati menggunakan obat-obatan yang ditargetkan seperti inhibitor tirosin kinase EGFR atau inhibitor ALK.
Bagaimana hal itu dapat membantu meresepkan terapi yang ditargetkan? Genomik membantu mengidentifikasi perubahan genetik yang membuat sel kanker rentan terhadap obat-obatan tertentu.
Terapi yang ditargetkan dirancang khusus untuk bekerja pada protein yang mendorong kanker. Dengan membuat profil tumor pasien pada tingkat genetik, kami dapat meresepkan terapi yang secara langsung mengatasi mutasi yang mendasari kanker.
Pengujian genomik juga dapat mengungkap mutasi langka yang dapat diobati dengan obat-obatan yang sudah ada, yang sudah digunakan untuk jenis kanker lain, untuk digunakan kembali guna mengobati pasien dengan lebih efektif.
Bagaimana genomik dapat membantu dalam memprediksi risiko kanker?
Pengujian genomik dapat mendeteksi mutasi bawaan yang meningkatkan risiko seseorang terkena kanker. Misalnya, mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 diketahui dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium.
Identifikasi dini mutasi ini memungkinkan pemantauan proaktif dan tindakan pencegahan, termasuk operasi jika diperlukan. Tetapi pengujian gen belum terjangkau atau tidak dapat diakses?
Aksesibilitas pengujian bukan masalah. Namun biayanya mahal. Seiring meningkatnya volume, biaya akan turun. Masalahnya bukan pada investasi awal, melainkan pada biaya reagen.
Beberapa studi validasi sedang dilakukan dengan reagen internal.
