Bisnis.com, JAKARTA - Setiap 14 November diperingati Hari Diabetes Dunia. Hari ini diperingati untuk meningkatkan kesadaran masyarakat luas terhadap gejala, bahaya, dan cara menangani diabetes.
Diabetes adalah masalah kesehatan yang muncul ketika kadar gula darah dalam tubuh tidak terkontrol dan menjadi tinggi. Kondisi ini biasanya terjadi karena pankreas tidak menghasilkan cukup insulin atau tubuh tidak dapat meresponsnya dengan baik.
Kondisi ini umumnya dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu Tipe 1 dan Tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun di mana sistem imun secara keliru menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas.
Sementara itu, diabetes tipe 2 terkait erat dengan pilihan gaya hidup. Faktor-faktor seperti obesitas, aktivitas fisik yang tidak memadai, dan kebiasaan makan yang tidak sehat dapat menyebabkan resistensi insulin, yang berarti sel-sel tubuh tidak merespons insulin secara memadai.
Selama ini, masyarakat kebanyakan hanya mengenal dua tipe diabetes di atas. Namun, tidak banyak yang menyadari adanya bahaya Diabetes Gestasional.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin dan metabolik, dr. Rulli Rosandi, menjelaskan, Diabetes gestasional adalah kondisi ketika kadar gula darah dalam tubuh ibu hamil tidak terkontrol karena tubuh tidak mampu memproduksi cukup insulin untuk mengimbangi perubahan hormon.
"Diabetes gestasional itu adalah diabetes yang hanya muncul pada saat kehamilan. Jadi belum tentu ada riwayat atau ada faktor risiko diabetes sebelum hamil, tapi pada waktu hamil gula darahnya meningkat," ungkapnya.
dr. Rulli mengatakan, meskipun diabetes ini bisa menghilang atau gula darah ibu bisa kembali normal setelah persalinan, tapi penyakit ini sangat berbahaya jika terjadi pada ibu.
Pasalnya, jika tidak segera ditangani, akan menyebabkan beberapa komplikasi pada kehamilan, di antaranya bayinya menjadi besar sehingga mempersulit persalinan, menyebabkan distosia bahu pada bayi.
Baca Juga Hari Diabetes Dunia 2024: Indonesia Nomor 3 dengan Penderita Pra-Diabetes Terbanyak di Dunia |
---|
Namun, dr. Rulli melanjutkan, karena terjadi saat kehamilan dan setelah persalinan gula darah mungkin bisa kembali normal, maka pengobatannya juga berbeda.
"Ini salah satu diabetes yang tidak bisa didiagnosis. Oleh karena itu, untuk pencegahan, ibu harus melakukan skrining sejak trimester pertama. Saat itu gula darahnya harus di bawah target orang diabetes yang umum," paparnya.