7 Tanda Orang Red Flag Secara Psikologi
Relationship

7 Tanda Orang Red Flag Secara Psikologi

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 14 Januari 2025 - 16:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dewasa ini tengah viral perihal tipe-tipe orang yang disebut memiliki red flag, green flag dan grey flag.

Red Flag adalah ciri orang yang memiliki kepribadian buruk dan sebaiknya dihindari dalam hubungan apapun.

Ternyata secara psikologi, ada tujuh tanda dari orang red flag berikut ini

1. Mudah lalai atau perhatiannya teralihkan

Ketika seseorang tidak penuh perhatian saat berbicara, hal itu dapat membuat seseorang merasa dirinya tidak berharga. Gangguan terus-menerus saat memeriksa ponsel atau melakukan zonasi menyebabkan jarak.

Membangun koneksi akan sulit ketika orang lain tidak benar-benar ada secara mental. Orang-orang menyukai kenyataan bahwa Anda memberi mereka semua perhatian Anda karena itu menunjukkan bahwa Anda peduli dan menghargai mereka.

2. Tidak memiliki keterbukaan dan hubungan emosional

Jika salah satu individu menyembunyikan perasaannya atau tidak dapat membicarakan emosi, hal itu menciptakan keterputusan bagi orang lain.

Keterbukaan emosional memberikan kedekatan dan kepercayaan; sebaliknya membuat suatu hubungan menjadi dangkal dan tidak layak untuk dibicarakan. Ini bukan soal berbagi secara berlebihan, melainkan kesediaan untuk terbuka ketika hal itu penting; jika tidak, itu mungkin hanya menjadi ikatan persahabatan.

3. Kecemburuan yang berlebihan

Sedikit rasa cemburu mungkin wajar, tetapi bila sudah ekstrem, hal itu akan menjadi terlalu mengendalikan. Menanyakan terus-menerus tentang keberadaan pasangan dan dengan siapa mereka menghabiskan waktu menjadi hal yang menyesakkan.

Kecemburuan yang sehat adalah cerminan kepedulian. Namun, rasa cemburu yang berlebihan merupakan gejala rasa tidak aman dan ketidakpercayaan. Hubungan apa pun membutuhkan landasan kepercayaan; tanpa itu, segalanya akan hancur.

4. Negatif yang terus-menerus

Ketika seseorang selalu mengharapkan yang terburuk atau menjadikan segala sesuatunya menjadi situasi negatif, maka akan sia-sia berada di dekatnya.

Tidak ada yang terasa cukup baik. Ada sisi positif dari bersikap positif, bahkan di saat-saat sulit, mendekatkan mereka, tidak menjauhkan orang lain, dan membuat tantangan lebih mudah dikelola. Orang lebih memilih orang yang membuat dirinya lebih baik, bukan menjadi lebih buruk.

5. Keterampilan percakapan yang buruk

Tampaknya seseorang tidak peduli jika dia gagal melanjutkan percakapan atau tidak mengajukan pertanyaan apa pun. Percakapan yang bermakna diperlukan untuk membangun hubungan dan memahami satu sama lain dengan lebih baik.

Sangat sulit untuk menjalin hubungan emosional yang nyata tanpa kemampuan berkomunikasi dan berbagi ide. Komunikasi yang baik membuat lawan bicara merasa dihargai dan diperhatikan.

6. Kurangnya ambisi

Seseorang yang tidak ambisius bisa jadi tidak tertarik berada di dekat mereka karena dia mungkin terlihat tidak memiliki arah dalam hidupnya.

Orang cenderung tertarik pada orang yang berambisi dan berjuang untuk sesuatu yang bersifat pribadi atau profesional.

Hal itu membuat hubungan terasa basi seolah tidak ada yang tumbuh di antara mereka. Sangat menyenangkan untuk berbagi tujuan dengan seseorang dan memberi energi pada hubungan tersebut.

7. Menggunakan ultimatum

Ultimatum memaksa tangan seseorang, dan itu sendiri terdengar manipulatif. Tidak ada ruang untuk diskusi dan kompromi yang sehat ketika permasalahan diutarakan dalam bentuk ultimatum.

Masyarakat pada umumnya merasa benci terhadap ultimatum dibandingkan merasa diberi wewenang untuk membuat pilihan sendiri. Suatu hubungan, dengan segala kekuatannya, tidak boleh dibuat dengan cara yang diciptakan

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro