Bisnis.com, JAKARTA - Hasil riset Brighton and Sussex Medical School (BSMS) asal Inggris menunjukkan mispersepsi terhadap produk tembakau alternatif justru menjadi penghambat kebiasaan berhenti merokok.
Perokok dewasa yang memahami produk tembakau alternatif, memiliki peluang untuk beralih dan bahkan berhenti merokok. Adapun, contohnya seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, serta kantong nikotin.
Peneliti BSMS, Katherine East mengatakan informasi keliru mengenai produk tembakau alternatif tersebut yang dianggap lebih berbahaya dibandingkan rokok, menyebabkan terhambatnya perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.
“Banyak informasi yang salah beredar bahwa rokok elektronik sama buruknya dengan merokok atau bahkan lebih buruk. Meskipun rokok elektronik bukan tanpa risiko, bukti menunjukkan rokok elektronik jauh lebih tidak berbahaya daripada merokok dan dapat membantu orang untuk berhasil berhenti merokok,” kata Katherine dalam keterangannya, dikutip Senin (17/3/2025).
Riset ini melibatkan 687 perokok dewasa muda (23-24 tahun) di Inggris. Mereka tidak menggunakan rokok elektronik saat dimulainya penelitian. Hasilnya, 220 responden (32%) tetap merokok dan tidak beralih ke rokok elektronik. Lalu sekitar 253 responden (37%) berhenti merokok dan tidak menggunakan rokok elektronik.
Selanjutnya 93 responden (14%) berhenti merokok dan beralih ke rokok elektronik. Terakhir, sebanyak 121 responden (18%) masuk dalam kategori dual users. Hasil penelitian ini sekaligus menunjukkan masih banyaknya perokok dewasa yang memiliki pemahaman keliru terhadap rokok elektronik.
Katherine menyayangkan misinformasi tentang bahaya rokok elektronik terus meningkat sehingga menyebabkan banyak perokok dewasa ragu untuk beralih merokok. Kesalahpahaman tersebut dapat menghambat upaya pengurangan dampak kesehatan akibat merokok.
Sementara itu, Ann McNeill, penulis dan profesor kecanduan tembakau dari King’s College London, menambahkan merokok sangat berbahaya bagi kesehatan. Namun, kebanyakan perokok dewasa tidak mengetahui rokok elektronik dapat membantu untuk berhenti merokok.
“Studi kami ini menunjukkan pentingnya mengatasi kesalahan persepsi rokok elektronik di kalangan perokok,” ujarnya.
Di sisi lain, Peneliti Senior di Tobacco and Alcohol Research Group, Jasmine Khouja, menyoroti perlu adanya intervensi untuk memperbaiki mispersepsi tentang rokok elektronik yang saat ini diamati di kalangan para perokok.
"Diperlukan edukasi yang lebih luas untuk memberikan informasi akurat mengenai perbandingan risiko antara rokok elektronik dan merokok," katanya.