Bisnis.com, JAKARTA - K-pop saat ini sudah begitu besar, punya banyak penggemar di seluruh dunia, dengan nama-nama paling tenar seperti BTS, BLACKPINK, dan Stray Kids terus menggema.
Tak hanya dari konser, para penggemar juga kerap menunggu penampilan mereka melalui layanan streaming, lewat film dokumenter, atau serial konser yang menyajikan perjuangan dan sisi lain di balik kesuksesan mereka.
Namun, selain para artisnya, pelaku industri yang berpengaruh di belakangnya justru jarang mendapat sorotan. Peluang ini yang kemudian diambil dan disajikan dalam dokumenter besutan Amazon MGM Studios.
Baru-baru ini, studio produksi itu merilis dokumenter yang mengungkap lapisan-lapisan yang dikurasi dari dunia K-pop, dan mengungkap lebih baik sosok yang kompleks dan cemerlang, yang telah menjadi pusat tenarnya K-Pop selama hampir 30 tahun.
Dia adalah Lee Soo Man, pria yang secara luas dijuluki sebagai "Raja K-pop" sebagai subjek dari film yang sangat dinanti-nantikan.
Disutradarai oleh Ting Poo (yang menyutradarai film dokumenter baru-baru ini seperti Val tahun 2021 dan Faces of Music untuk tahun ini) dan tayang perdana pada 13 Mei di Amazon Prime Video, "Lee Soo Man: King of K-Pop" menjabarkan secara detail sosok pria yang membangun sebuah kerajaan, dan apa yang terjadi ketika dia hampir kehilangan semuanya.
Kisah Lee bukan hanya tentang visi kewirausahaan, tetapi juga bagaimana SM Entertainment (SM adalah singkatan dari Soo Man) yang menjadi nama perusahaannya telah membantu membangun cetak biru dari seluruh gerakan budaya.
Sebagai pendiri SM Entertainment, Lee membentuk fenomena global seperti BoA, TVXQ!, Super Junior, Girls’ Generation, EXO, NCT, dan aespa, yang membantu genre ini menyebar jauh melampaui Korea dengan para artis yang memainkan peran penting dalam kehadiran K-pop di Jepang dan Amerika.
Dokumenter ini juga mencakup wawancara dengan beberapa artis K-pop paling ikonik, termasuk BoA (ratu K-pop yang telah bersama perusahaan selama lebih dari 25 tahun) serta pemimpin Super Junior Leeteuk, pemimpin EXO Suho, dan pemimpin NCT Taeyong, serta seluruh grup aespa.
Hal yang membedakan dokumenter ini adalah keinginannya untuk menggali lebih dalam, ke dalam seni, perjuangan, dan bahkan kontroversi yang melingkupi era SM Lee Soo Man.
Trailernya dibuka dengan pernyataan yang berani: "Amerika butuh 100 tahun untuk mendominasi musik pop; Korea melakukannya dalam 20 tahun." Perbandingan yang mencolok itu adalah pernyataan misi dokumenter tersebut.
Melalui rekaman yang belum pernah dilihat sebelumnya dari sesi studio larut malam, latihan tari, dan kisah-kisah yang belum pernah terdengar sebelumnya dari banyak artis SM selama bertahun-tahun, film ini menangkap intensitas yang luar biasa tetapi juga sisi manusiawi yang nyata di balik penampilan yang memukau.
Dalam K-pop, di mana citra adalah segalanya, dokumenter "Lee Soo Man: King of K-Pop" dengan berani menunjukkan kekurangannya dan dengan demikian, menawarkan pandangan langka tentang pria yang visinya mengubah musik pop di seluruh dunia.
Sosok Lee Soo Man
Musik pop Korea, singkatnya K-pop, melejit di negara asalnya, dan telah lama populer di bagian lain Asia. Namun sekarang musik ini telah mendunia, meraup miliaran dolar per tahun, dan orang di balik fenomena ini adalah pengusaha Korea Lee Soo Man.
Lahir di Seoul pada 18 Juni 1952 dari seorang ibu musisi dan ayah profesor, Lee memulai kariernya sebagai penyanyi dan pembawa acara saat kuliah di Seoul National University pada awal 1970-an. Namun baru satu dekade kemudian Lee, yang saat itu sedang mengejar gelar pascasarjana di bidang teknik komputer di California, terpesona oleh budaya pop Amerika.
MTV baru saja diluncurkan, dan itu membuat Lee bermimpi membangun perusahaan hiburan yang bisa sukses tidak hanya di Asia, tetapi juga di seluruh dunia.
Setelah kembali ke Korea Selatan, Lee mendirikan SM Entertainment, sebuah perusahaan yang dirancang untuk memanfaatkan gelombang bakat baru di negaranya.
Kejeniusan Lee adalah mengenali bakat-bakat tersebut, dan kemudian memamerkannya di panggung global. Dalam 20 tahun berikutnya, perusahaan tersebut telah menjadi salah satu grup hiburan terbesar di Asia, yang memicu kegilaan K-pop global.
Perusahaan itu juga kemudian dan beralih ke genre lain. SM sekarang juga memproduksi musikal panggung dan acara televisi.
Saat ini Lee, perusahaannya, dan para artisnya berada di garda depan dari apa yang dikenal sebagai Gelombang Korea alias Hallyu, ledakan global dalam popularitas budaya Korea di seluruh dunia.
Berkat usahanya, Lee Soo Man juga sempat menjadi orang terkaya di Korea Selatan dari bisnis hiburan pada 2022 hingga 2023.
Dilaporkan Dispatch, dia sempat memiliki kekayaan mencapai 744,3 miliar won atau sekitar Rp8,81 triliun pada puncak kejayaannya, 23 tahun setelah mendirikan SM Entertainment.