2. Sistem kekebalan tubuh melemah. Sistem kekebalan tubuh dapat dipengaruhi oleh transplantasi organ, HIV/AIDS, dan penyakit autoimun.
3. Kanker. Penderita kanker, khususnya kanker darah, mempunyai risiko lebih tinggi terkena sindrom Stevens-Johnson.
4. Riwayat sindrom Stevens-Johnson. Jika Anda pernah mengalami kondisi ini terkait pengobatan, Anda berisiko mengalami kekambuhan jika menggunakan obat tersebut lagi.
5. Riwayat keluarga sindrom Stevens-Johnson. Jika ada kerabat dekat yang menderita sindrom Stevens-Johnson, Anda mungkin berisiko lebih tinggi terkena sindrom tersebut juga.
6. Faktor genetik. Memiliki variasi genetik tertentu membuat risiko terkena penyakit ini lebih tinggi, terkena sindrom Stevens-Johnson, terutama jika Anda juga mengonsumsi obat untuk kejang, asam urat, atau penyakit mental.
Gejala Stevens-Johnson Syndrome
Orang dengan Stevens-Johnson Syndrome umumnya mengalami gejala dalam hitungan hari.
Dalam satu hingga tiga hari sebelum ruam timbul, Anda mungkin menunjukkan tanda-tanda awal sindrom Stevens-Johnson, termasuk:
1. Demam
2. Sakit mulut dan tenggorokan
3. Kelelahan
4. Rasa terbakar pada mata
Ketika kondisi ini berkembang, tanda dan gejala lainnya meliputi:
1. Nyeri kulit meluas yang tidak diketahui penyebabnya
2. Ruam merah atau ungu yang menyebar
3. Muncul lepuhan pada kulit dan selaput lendir mulut, hidung, mata dan alat kelamin
4. Pengelupasan kulit dalam beberapa hari setelah lepuh terbentuk
Sindrom Stevens-Johnson memerlukan perhatian medis segera. Apabila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas medis darurat.