Hypersomnia, rasa lelah berlebiihan/cleveland clinic
Health

Hati-Hati, 8 Aktivitas Malam yang Bisa Menghambat Perkembangan Hidupmu

Redaksi
Senin, 28 Juli 2025 - 21:25
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Rutinitas harian ini tampak tidak merusak, namun seiring waktu, perlahan-lahan memperkuat kebiasaan menyabotase diri sendiri, membuat stagnan, dan memicu kelumpuhan emosional.

Saat malam tiba, ritme dunia mulai melambat. Ini adalah waktu bagi tubuh dan pikiran untuk beristirahat dan bersiap memulai hari yang baru. Namun justru di momen tenang ini, tanpa disadari, banyak dari kita mulai menjalani kebiasaan-kebiasaan kecil yang tampaknya tidak berbahaya.

Beberapa bahkan terasa menenangkan. Namun, di balik itu semua, perlahan kebiasaan tersebut bisa menghambat pertumbuhan diri dan membuat kita tetap berada di tempat yang sama.

Dilansir dari VegOut, Senin (28/07/2025), terdapat sejumlah kebiasaan malam yang kerap dilakukan oleh orang-orang yang merasa hidupnya berjalan di tempat. Sekilas, rutinitas ini tampak tidak berbahaya, bahkan terasa normal.

Namun, seiring waktu, kebiasaan-kebiasaan tersebut perlahan memperkuat pola sabotase diri, memperbesar rasa mandek, dan menimbulkan kelumpuhan emosional yang sulit disadari.

Ini 8 Aktivitas Malam yang Bisa Menghambat Perkembangan Hidup

1. Scrolling tanpa sadar sampai tertidur

Kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang paling umum dilakukan orang zaman sekarang.  Ketika waktu sudah larut malam, Anda bilang pada diri sendiri hanya ingin membuka Instagram atau TikTok sebentar.

Namun tahu-tahu, satu jam berlalu. Anda sudah menonton beberapa video viral, melihat story lucu, dan mungkin juga tersesat di thread twitter yang tiada habisnya. Tanpa disadari, Anda baru saja membanjiri otak dengan campuran dopamin, kebisingan digital, dan perbandingan sosial yang halus tapi melelahkan.

Dalam psikologi, kebiasaan ini dikenal dengan istilah revenge bedtime procrastination, yakni kecenderungan menunda waktu tidur demi merasa “mengambil kembali kendali” atas waktu. Jika terus dibiarkan, kebiasaan ini bisa mengikis kejernihan pikiran dan fokusmu keesokan harinya.

2. Terus-menerus memikirkan kesalahan sepanjang hari

Sebagian orang memutar ulang kekhawatiran yang sama setiap malam, seperti kaset rusak yang tak kunjung berhenti.

Mereka menyesali hal-hal yang seharusnya diucapkan saat rapat. Menyalahkan diri sendiri karena melewatkan jadwal ke gym. Membesar-besarkan percakapan yang agak tegang atau merasa cemas karena belum membalas satu email.

Padahal, ini bukan refleksi, ini disebut ruminasi, dan hal ini berkaitan erat dengan kecemasan dan depresi. Masalahnya adalah, orang yang mengalami ini tidak bisa benar-benar melangkah maju jika energi emosionalnya terus habis karena penyesalan di hari sebelumnya. Pertumbuhan membutuhkan ruang dalam pikiran, dan itu dimulai dengan kemampuan untuk menutup hari tanpa terus mengikat diri pada setiap kesalahan kecil yang kamu rasakan.

3. Tidur tanpa niat atau tujuan untuk hari esok

Orang-orang yang terus bergerak maju dalam hidup umumnya tidak menjalani hari secara reaktif, mereka hidup dengan kesadaran dan tujuan.

Salah satu konsep penting dalam buku saya Hidden Secrets of Buddhism: How to Live with Maximum Impact and Minimum Ego adalah “conscious momentum”. Artinya, setiap hari membangun fondasi untuk hari berikutnya, bukan lewat lompatan besar, tetapi lewat pilihan-pilihan kecil yang dibuat dengan kesadaran.

Bahkan hal sederhana seperti bertanya pada diri sendiri, “Satu hal apa yang ingin aku fokuskan besok?” sudah cukup untuk mengarahkan ulang langkah hidupmu.

4. Menghindari percakapan bermakna dengan pasangan atau orang serumah

Malam hari seharusnya menjadi waktu terbaik untuk terhubung dengan orang-orang terdekat. Namun kenyataannya, banyak orang justru menggunakannya untuk menjauh. Mereka pulang, sibuk dengan ponsel, menonton TV, dan nyaris tidak bertukar kata dengan orang yang tinggal serumah. 

Menghindari percakapan mungkin terasa seperti cara untuk “beristirahat,” tapi kenyataannya justru menambah ketegangan emosional. Lama-kelamaan, hal ini bisa melemahkan sistem pendukung yang sebenarnya sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan pertumbuhan diri.

5. Makan atau minum sebagai pelarian emosional

Setiap orang punya cara berbeda untuk melepas penat. Dan bagi banyak orang, itu berarti meraih camilan, makanan manis, atau segelas minuman soda di malam hari.

Saat makanan atau minuman soda menjadi pelarian otomatis untuk menghadapi stres, kebosanan, atau rasa hampa di penghujung hari, Anda mulai menciptakan pola di mana ketidaknyamanan selalu dihindari, bukan diproses.

Kebiasaan ini bisa menghambat ketahanan emosional dan menjauhkan dari akar sebenarnya dari rasa tidak puas yang Anda rasakan. Lama-kelamaan, pola ini memperkuat posisi yang pasif, di mana Anda hanya “mengelola hidup,” bukan menciptanya secara sadar.

6. Menonton TV atau YouTube berjam-jam tanpa benar-benar menyerap apa pun

Tidak ada yang salah dengan bersantai lewat hiburan. Tapi bagi banyak orang, hal ini berubah menjadi pelarian otomatis, cara untuk "kabur" dari kehidupan mereka sendiri.

Mereka menonton tertidur di depan YouTube, bukan karena tertarik, tapi karena ingin mengalihkan diri dari pikiran-pikiran yang muncul saat sunyi, disebut konsumsi pasif. 

Untuk bisa berkembang, Anda butuh beralih dari pasif ke aktif, meski sesederhana menonton dengan niat sadar, atau memilih konten yang benar-benar menginspirasi dan menantang pola pikir.

7. Menunda- nunda merawat diri

Orang yang merasa terjebak sering menunda merawat diri karena di dalam hatinya, mereka merasa tidak layak mendapatkan perhatian tersebut. Mereka menganggap merawat diri sebagai hal yang opsional, sesuatu yang harus diperoleh terlebih dahulu.

Sebaliknya, mereka yang berkembang cenderung memandang ritual malam sebagai sesuatu yang sakral. Bukan sempurna. Bukan lama. Tapi konsisten. Penuh perhatian. 

8. Mengakhiri hari dalam mode autopilot

Di atas segalanya, orang-orang yang tak pernah maju dalam hidup cenderung mengakhiri hari tanpa kesadaran penuh. Mereka mungkin menjalani rutinitas seperti menggosok gigi, scrolling, menonton, atau tidur, tapi pikirannya tidak hadir sepenuhnya. Mereka berada di tempat lain secara mental: terjebak dalam masa lalu, khayalan masa depan, atau kehidupan imajinatif orang-orang yang mereka ikuti di dunia maya.

Rutinitas malam yang dijalani secara autopilot ini kemudian menjadi kebiasaan terputusnya hubungan dengan diri sendiri. Terputus dari tubuh. Dari napas. Dari rasa syukur. Dari impian.

Orang-orang yang ingin berkembang, sering menyisihkan beberapa menit hening di malam hari untuk kembali pada diri sendiri. Mereka bernafas dengan sadar, meregangkan tubuh, hingga merenungungi hari. Dan kesadaran penuh itulah yang menciptakan ruang untuk perubahan. (Muhamad Ichsan Febrian)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro